Selasa, 19 Agustus 2025

Kecelakaan di Indramayu

Korban KA vs Pikap Diberi Santunan

Ida merupakan satu dari delapan korban luka akibat tabrakan antara KA Argo Dwipangga dengan pikap T 8658 TI di Blok Kepuh RT 02/01

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU - Lambung Ida Musyarofah (25) mengalami pembengkakan. Akibatnya, perempuan warga Desa Tegalwirangrong, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, itu harus dipindahrawatkan ke RS Mitra Plumbon, Cirebon. Sebelumnya, Ida dirawat di RS Zam-zam Jatibarang, Indramayu.

Ida merupakan satu dari delapan korban luka akibat tabrakan antara KA Argo Dwipangga dengan pikap T 8658 TI di Blok Kepuh RT 02/01, Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Selasa (1/10).

Humas RS Zam-zam Jatibarang, Effendi mengatakan, Ida dipindahrawatkan ke RS Mitra Plumbon, Cirebon, Selasa (1/10) malam. Ketika itu, kata dia, lambung Ida mengalami pembengkakan sehingga membutuhkan penanganan secepatnya. Sementara di RS Zam-zam tidak memungkinkan.

"Daripada kenapa-kenapa akhirnya dirujuk ke RS Mitra," kata Effendi, Rabu (2/10/2013).

Selain Ida, kata Effendi, korban bernama Hj Sureti (50) juga dipindahrawatkan ke RS Mitra Plumbon, Cirebon. Ini karena korban masih satu keluarga dengan Ida. "Sebenarnya ibu tersebut tidak kenapa-kenapa, masih bisa ditangani di sini," ujar Effendi.

Selain dua korban luka di atas, kata Effendi, dua korban luka lain masih dirawat di RS Zam-zam sampai kemarin. Kondisi keduanya sudah membaik dan bisa diajak berkomunikasi. Sementara empat korban luka lainnya hanya menjalani rawat jalan seusai menjadi korban tabrakan antara KA Argo Dwipangga dengan pikap.

Dikatakan Effendi, rata-rata korban mengalami patah tulang. Ini diduga akibat benturan setelah mobil pikap yang ditumpangi para korban bertabrakan dengan kereta api di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu.

Kemarin, Bupati Indramayu Anna Sophanah bersama Muspida setempat melayat korban tewas. Anna berkunjung ke Desa Tegalwirangrong, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, guna menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban tewas.

Anna tiba sekitar pukul 12.00. Mengenakan pakaian batik dengan kerudung kuning, kedatangan orang nomor satu di Indramayu itu langsung disambut warga. Warga pun berebut bersalaman dengan sang bupati.

Selain menyampaikan bela sungkawa, kehadiran Anna di Desa Tegal Wirangrong juga sekaligus menyaksikan pemberian santunan dari PT Jasa Raharja untuk keluarga korban tewas. Masing-masing korban tewas mendapat santunan Rp 25 juta. Sementara korban luka ditanggung perawatannya oleh PT Jasa Raharja maksimal Rp 10 juta per orang.

Anna berpesan, santunan Rp 25 juta tidak digunakan menikah lagi bagi suami yang ditinggal meninggal istrinya akibat tabrakan KA Argo Dwipangga dengan pikap. Menurut Anna, sebaiknya uang tersebut digunakan untuk kebutuhan lain.

Perkataan Anna tersebut terlontar saat dia menyapa salah seorang pria yang ditinggal istrinya. Kontan pria dan warga yang hadir di Balai Desa Tegal Wirangrong tertawa.

Terkait perlintasan yang tidak dilengkapi palang pintu, Anna mengaku bingung meminta pertanggungjawaban kepada siapa. Sebab PT KAI mengatakan bahwa palang pintu di perlintasan kereta api merupakan wewenang pemerintah. "Ini pemerintah mana maksudnya," ucap Anna.

Meski demikian, kata istri mantan Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin atau Yance, ini pihaknya akan berkoordinasi dengan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI soal palang pintu di perlintasan kereta api. Dia ingin Ditjen Perkeretaapian mau mendengar sehingga terpasang palang pintu di perlintasan kereta api.

"Sebenarnya kami sudah lama meminta Kementerian Perhubungan untuk memasang pintu perlintasan di enam titik perlintasan di Kabupaten Indramayu. Pemkab Indramayu sudah melayangkan surat sejak 2004, tapi sampai saat ini belum ada jawaban tuh," ujar perempuan yang meneruskan kepemimpinan Yance ini.

Tabrakan antara KA Argo Dwipangga dengan pikap terjadi Selasa (1/10) sekitar pukul 10.26. Ketika itu, mobil pikap melintasi rel kereta api di Blok Kepuh, Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya. Namun pikap itu mogok di atas rel. Saat bersamaan, KA Argo Dwipangga melintas. Akibatnya, tiga belas penumpang pikap tewas dan delapan lainnya luka-luka.

Secara terpisah, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suhardi Alius mengatakan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Korlantas Mabes Polri turut dilibatkan untuk menyelidiki insiden kecelakaan kereta api yang menabrak mobil pikap di Indramayu pada Selasa (1/10) kemarin.

"Iya Tim TAA sudah turun tangan untuk ikut menyelidiki insiden ini," kata Kapolda ditemui usai menghadiri Kuliah Umum Ketua BPK di Aula Barat ITB, Rabu (2/10).

Disinggung hasil penyelidikan pihak kepolisian, Kapolda menegaskan kesimpulan sementara insiden yang menewaskan 13 orang tersebut terjadi akibat human error sopir kendaraan. Karena dari lokasi kejadian yakni sekitar 60 meter sebelum perlintasan sudah ada rambu- rambu peringatan. Bahkan sebelum perlintasan sekitar 20 meter juga sudah ada rambu- rambu harus berhenti.

"Memang tidak ada palang, tapi rambu-rambu sudah ada, dugaan human error," katanya.  Ia juga menambahkan, tidak adanya palang pintu bukanlah wewenang kepolisian namun wewenang pemerintah. (tif/roh)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan