Kamis, 18 September 2025

Pamer Tato, Brimob Gadungan Rayu Perempuan

Petualangan Martinus Igo Labina (40), warga asal Gere, sebagai anggota brimob gadungan berakhir

Editor: Sanusi
POS KUPANG/ARIS NINU
MARTINUS - Martinus Igo Labina (40/tengah, baju hitam), anggota Brimob gadungan, saat berada di ruang Piket Polres Sikka usai ditangkap di sebuah hotel di Kota Maumere, Selasa (12/11/2013) siang. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Okto Manehat

TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Petualangan Martinus Igo Labina (40), warga asal Gere, Kelurahan Waiani, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, sebagai anggota brimob gadungan berakhir, Selasa (12/11/2013).

Martinus ditangkap anggota Brimob dari Resmob Detasemen B Pelopor Maumere di sebuah hotel di Maumere, kemarin.

Aksi Martinus selama tiga tahun lebih telah meresahkan masyarakat. Ia menyasar kaum perempuan, terutama ibu-ibu, untuk melakukan pemerasan. Untuk meyakinkan perempuan sebagai anggota Brimob, Martinus memamerkan tato di dadanya sebagai bekas luka tembak saat latihan. Martinus juga meniduri perempuan-perempuan yang diperasnya.

Ihwal penangkapan Martinus berawal dari laporan seorang ibu korban pemerasan kepada Resmob Detasemen B Pelopor Maumere agar menangkapnya. Sang ibu menyebut Martinus sebagai seorang pembual.

Tiga anggota Brimob Maumere, Briptu Fernando Stevenson, Brigpol Petrus Kanisius dan Brigpol Nur Akis Lewa, langsung bergerak cepat. Tak butuh waktu lama, mereka memborgol Martinus dan menggiringnya ke Ruang SPK Polres Sikka.

Seperti disaksikan Pos Kupang di Ruang SPK Polres Sikka, Selasa (12/11/2013), Martinus yang digiring aparat Brimob Maumere mendapat perhatian banyak orang, baik anggota polisi maupun masyarakat, yang berada di kantor polisi. Saat itu juga Brimob menghadirkan tiga orang saksi ibu-ibu yang selama ini menjadi korban penipuan dan pemerasan Martinus.

Martinus dan saksi langsung diperiksa, dipantau langsung oleh Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)  Polres Sikka, Ipda Febrian Eko Putra, SIK.

Kepada wartawan usai diperiksa, Martinus mengakui sudah tiga tahun ia bergerilya sebagai anggota Brimob gadungan. Dengan predikat itu, Martinus dengan mudah melakukan penipuan dan pemerasan terhadap kaum perempuan, khususnya ibu- ibu, yang berprofesi sebagai pedagang, guru dan sebagainya.

Martinus mengaku berdomisili di Larantuka, namun selalu bolak-balik Larantuka-Maumere. Di Maumere, ia tinggal berpindah-pindah, seperti di Kota Uneng, Kabor, dan wilayah lainnya.

Dalam menjalankan aksinya, Martinus terlebih dahulu berkenalan dengan perempuan dan menyebut diri sebagai anggota Brimob. Ia pun meminta nomor HP sang perempuan untuk kemudian berkomunikasi melalui telepon maupun SMS.

Rayuan gombal Martinus pun direspon perempuan yang menjadi korbannya untuk kemudian bertemu pada tempat yang sudah ditentukan. Di tempat itulah Martinus meminta uang, bahkan mengajak perempuan untuk berhubungan seks di hotel.

Martinus mengakui berhubungan seks dengan perempuan di hotel dan yang membayar hotel adalah perempuan yang diperasnya.

"Saya dapat uang dari perempuan biasanya Rp 200 ribu. Ada juga yang kasih sampai Rp 1 juta. Bukan hanya uang yang saya dapat, biasanya kita ke hotel sewa kamar untuk berhubungan seks," kata Martinus yang mengaku hanya tamat Sekolah Teknik (ST) di Larantuka dan sebelumnya bekerja sebagai seorang nelayan.

Martinus juga mengaku hanya memperdaya 7 atau 8 orang. Uang hasil pemerasan digunakan Martinus untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan