Bocah 12 Tahun Nafkahi Ibu dan Adiknya
Sofi sama sekali tidak menghiraukan debu pekat yang beterbangan di sekelilingnya dari jalan yang dilaluinya
Editor:
Hendra Gunawan
"Pemerintah desa, kecamatan, atau Bupati, belum ada yang peduli. Padahal anak saya penyandang cacat sejak lahir. Itu bukan masalah. Yang penting saya dan anak saya tetap berusaha untuk hidup. Berusaha tidak menyusahkan orang lain atau meminta-minta. Selama ikhlas, saya yakin perjuangan ini ibadah," kata Nenih.
Nenih menghitung kembali uang hasil jualan gorengannya. Sebanyak Rp 23 ribu disisihkan untuk membeli bahan baku pembuatan comro dan misro keesokan harinya. Sisanya, Rp 10 ribu, dipakai untuk membeli beras dan sayuran untuk makan keluarganya, sabun cuci, kebutuhan lainnya, dan uang jajan untuk Sofi.
Matahari pun tenggelam, azan magrib berkumandang. Sofi melaksanakan salat kemudian membongkar tas sekolahnya. Sofi kembali membaca buku-buku pelajarannya dan mengerjakan pekerjaan rumahnya. Mempersiapkan sekolah dan mencari uang untuk esok harinya. (*)