Selasa, 2 September 2025

Bali Zaman Dulu Banyak Wanita Bertelanjang Dada

Penampilan wanita zaman dulu di film hitam putih itu bertelanjang dada. Tapi wajah para wanita tidak terlihat risih

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Bali Zaman Dulu Banyak Wanita Bertelanjang Dada
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
Pemuda Bali mengangkat Ogoh Ogoh (patung raksasa) pada festival Kuta Karnival ke-10 di Pantai Kuta, Bali, Rabu (10/10/2012).Event yang rutin dilaksanakan setiap tahun ini dipadati wisata lokal maupun internasional. Kuta Karnival yang berlangsung hingga Minggu 14 Oktober tersebut mengangkat tema Prosperity World yang menandakan bahwa dunia perekonomian di Bali sudah mengarah kepada kemakmuran pasca tragedi bom 10 tahun lalu. (TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI)

Laporan Wartawan Tribun Bali, Dewa Dedy Farendra

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Wanita bertelanjang dada menjadi hal biasa di Bali. Tapi itu terjadi pada keseharian masyarakat zaman dulu.

Ini terlihat pada pemutaran film 'Bali Zaman Dulu' di Studio Kearsipan, Kantor Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Denpasar.

Kegiatan nonton bersama ini diikuti sekitar 20 calon wartawan Tribun Bali (Tribunnews.com Network), Selasa (11/3/2014) pukul 13.00 Wita.

Sebelum film diputarkan, Kepala Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kota Denpasar, I Gusti Agung Rai Anom Suradi mewanti-wanti, agar para penonton tidak salah persepsi tentang penampilan film dokumenter Bali Zaman Dulu. Sebab, pada video tersebut banyak ditampilkan wanita bertelanjang dada.

"Jangan berpikiran pornografi, memang seperti itu Bali zaman dulu tidak ada yang dibuat-buat. Memang tidak tertutup dadanya tidak seperti saat ini," ungkap Anom Suradi.

Benar saja, penampilan wanita zaman dulu di film hitam putih itu bertelanjang dada. Tapi wajah para wanita tidak terlihat risih.

Di pasar-pasar, pura dan tempat ramai, para wanita ini terlihat biasa memamerkan dadanya. Tentu pemandangan tersebut tidak bisa ditemui pada saat ini.

Setelah film dokumenter ditampilkan, pada acara nonton bersama ini juga diputarkan film 'Sejarah Kota Denpasar' dan 'Tragedi Bom Bali I dan II'.

"Kami sangat berterima kasih sekali sudah diberikan waktu untuk menonton film di sini," ungkap Pimpinan Redaksi (Pimred) Tribun Bali, Sunarko.

Sunarko menambahkan, sebagai wartawan yang akan bekerja di Bali, pengetahuan sejarah Bali sangat penting.

"Di sini ada anak asli daerah juga dan ada dari luar. Nanti akan bertugas untuk meliput berita di Bali, paling tidak mengetahui sejarah Bali," ucapnya.

Sumber: Tribun Bali
Tags
Bali
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan