Warga Kecewa Dengan Layanan SPBU Sei Toman
Warga yang biasa melintas di Lajur Sungai Toman/Siampang Kiri Tanjung Jabung Timur mengeluh saat akan mengisi premium di SPBU
Editor:
Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM. MUARA SABAK,- Warga yang biasa melintas di Lajur Sungai Toman/Siampang Kiri Tanjung Jabung Timur mengeluh saat akan mengisi premium di SPBU setempat, terutama pengendara kendaraan roda dua. Pasalnya pengendara mengalami penolakan dengan alasan premium habis dan disarankan untuk mengisi pertamax.
Yang membuat warga keluh, saat operator di SPBU menyebut premium habis, namun di sebelahnya pengisi yang menggunakan gerigen sedang antri mendapatkan premium.
Hal ini membuat warga kecewa, kepada Tribun seorang warga yang menggunakan kendaraan roda dua, Supriyadi menyebut tindakan SPBU itu sudah mengkebiri hak pembeli yang seharusnya juga bisa mendapatkan premium.
"Ini aturan dari mana, pembeli pakai gerigen boleh ambil premium, kita pakai motor kok dibilang habis, terpaksa beli pertamax. Seharusnya pembeli pakai motor ini yang dilayani bukan malah gerigen," kata Supri kesal, Sabtu (15/11/2014).
Saat akan mengisi premium di tempat pengisian mobil masih di SPBU yang sama, ia juga mendapat penolakan. "Tidak boleh juga di sana, dia bilang cuma untuk mobil, padahal sama sekali tidak ada mobil yang ngisi bensin," tuturnya ketus.
Warga lain juga mengeluhkan hal serupa, permainan seperti ini menurut warga paling sering dilakukan saat pagi hari, di mana pembeli yang menggunakan kendaraan roda dua diarahkan untuk membeli pertamax dengan alasan stok premium habis. Padahal di lokasi yang sama tak sedikit pelansir yang menggunakan gerigen ngantri ambil premium.
"Bahkan pelansir itu beli premium tanpa pengawasan operator, dia ambil sendiri nanti tinggal sebut berapa liter dia beli, tapi kita disuruh beli pertamax," tutur warga lain yang tak ingin namanya disebut.
Bahkan saat proses pengisian gerigen bagi para pelansir itu, jalan masuk ke tempat pengisian ditutup oleh petugas menggunakan papan penutupan saat shalat jumat. "Saya tidak tahu yang diutamakan itu harusnya kami pengendara atau pelansir yang beli pakai gerigen," lanjut dia.
Saat dikonfirmasi persoalan ini kepada petugas SPBU di sana, mereka tampak kaget. Seorang petugas yang tak mau menyebut identitasnya dengan nada lembut berkilah kalau mengatakan premium habis kepada pengendara. "Ada kok mas," ujarnya singkat.
Ia pun mengaku tak tahu persis mengapa dan siapa yang memasang papan penutupan di lanjur menuju tempat pengisian. "Saya tidak tahu siapa itu yang masang, tapi premiumnya ada," tutup dia.
Persoalan ini menurut warga harus mendapat perhatian serius dari pihak-pihak terkait, karena tak menutup kemungkinan pengisian menggunakan gerigen itu bagian dari strategi untuk menjual BBM bersubsidi ke wilayah industri. (zha)