Nala Medical Center Kelabakan Komputer Berisi Ribuan Data Pasien Dicuri
"Kalau ada klien yang datang minta data medical check-up, kami belum bisa memberikan. Sebab semua data pasien ada di CPU yang dicuri itu,"
Editor:
Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laboratorium Klinik Nala Medical Center (NMC) yang terletak di Jalan MT Haryono No 24, Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, dibobol maling, Senin (20/4/2015).
Seperangkat komputer, terdiri dari satu unit CPU merek Advance, monitor LCD 14 inch merek Accer, serta satu unit ponsel Nokia dibawa kabur pencuri.
"Kalau nilai barangnya tidak seberapa, sekitar Rp 5 juta. Tapi data-data penting yang ada di CPU itu ikut hilang. Sebab di memori CPU ada ribuan data medical chek up pasien sejak tahun 2012,” kata Febri Tri Siami (19), staf NMC.
Kejadian ini diketahui sekitar pukul 08.00 WIB. Bermula dari kedatangan karyawan bagian office boy dan driver yang membuka kantor sekaligus tempat pelayanan kesehatan NMC. Mereka kaget tak menemukan komputer di ruang tengah. Mereka mengira si bos membawanya. Saat tiba pukul 08.30 WIB, si bos ditanya soal komputer tapi mengaku enggak bawa.
Setelah itu, mereka mengecek ke seluruh ruangan, namun komputer yang dimaksud tidak ditemukan. Bahkan, ponsel Nokia milik kantor juga tidak berada di tempat biasanya.
Selain itu, ditemukan sebuah kayu sepanjang sekitar 50 sentimeter di bawah tempat absen karyawan. Kayu tersebut dimungkinkan akan digunakan pencuri untuk membuka etalase obat. Sebab ditemukan bekas congkelan di pinggir etalase kaca tersebut.
“Habis nyari-nyari komputer tidak ketemu, kita lalu cek apotek. Ternyata ada bekas congkelan di etalase. Tapi tidak ada barang yang hilang," ujar Febri.
Teguh Pramono (44), karyawan bagian operasional, memperkirakan, pelaku sudah paham kondisi dan situasi NMC. Sekilas, tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan di pintu depan dan belakang kantor. "Kita tidak tahu dia lewat mana. Tapi perkiraannya ya lewat depan, memakai duplikat kunci atau gimana saya tidak tahu,” kata Teguh.
NMC terkendala melayani kesehatan warga gara-gara kejadian itu. Kinerja perusahaan juga terganggu mengingat daftar harga pelayanan kesehatan atau dokumen permohonan pelayanan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ikut hilang.
"Kalau ada klien yang datang minta data medical check-up, kami belum bisa memberikan. Sebab semua data pasien ada di CPU yang dicuri itu," terang Teguh Pramono.
Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Herman Sophian dihubungi terpisah mengatakan, kasus tersebut sudah dilaporkan ke Mapolres Semarang dan masih dalam penyelidikan Satuan Reskrim.
“Masih dalam penyelidikan. Saksi-saksi telah kami mintai keterangan dan anggota sudah lakukan olah TKP,” kata Herman. (Kontributor Kompas.com Ungaran, Syahrul Munir)