Kala Terpidana Teroris Umar Patek Mengibarkan Sang Merah Putih
Usai upacara, seluruh pejabat dari BNPT, Ditjen Pemasyarakatan dan Lapas Porong mendatangi Umar.
Editor:
Hendra Gunawan
"Kepada bendera merah putih, hormaaaat grak!" perintah Umar.
Pemandangan ini begitu langka. Umar selama ini dikenal anti penghormatan terhadap bendera. Namun pagi itu, anggapan itu luruh.
Umar memberi hormat kepada bendera negara yang selama ini dia tentang. "Saya sampai terharu," ujar Werijon, anggota BNPT yang selama ini membina Umar.
Secra fisik tidak ada yang berubah dengan Umat Patek. Dia tetap pria kharismatik.
Tubuhnya yang kecil, tak membuatnya tampak lemah di antara deretan pejabat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mengelilinginya.
Tatapan mata Umar tetap tajam meski dia terlihat lebih kalem.
Usai upacara, seluruh pejabat dari BNPT, Ditjen Pemasyarakatan dan Lapas Porong mendatangi Umar.
Mereka berebut menyalami dan merangkul pria yang pernah disayembarakan 1 miliar dolar AS oleh pemerintah Amerika Serikat itu.
Umar menyambut mereka dengan senyuman.
Seorang narapidana mati perkara pembunuhan, Suud Rusli, juga larut dalam kegembiraan. Dia menggotong tubuh Umar.
Umar lantas meneriakkan kata 'Merdeka'. Umar yang dituduh menjadi dalang serangkaian bom di malam Natal periode 2004 itu kini menjadi idola setelah menyatan 'hijrah' dari dunia teror.
"Ini menjadi bukti bagi dunia internasional bahwa Umar Patek yang dikenal reputasinya selama masa teror, berubah menjadi seperti sekarang ini. Ini adalah pesan bagi dunia," ujar Deputi I Pencegahan BNPT Mayjen Agus Surya sembari memeluk Umar. (Miftah Faridl)