Senin, 29 September 2025

Yayat Tekuni Daur Ulang Sampah, Usaha Anti Mainstream dan Ramah Lingkungan

Disaat banyak orang merasa jijik dan kotor, Yayat, panggilannya justru melihat peluang besar dari komoditas sampah.

Editor: Sugiyarto
Tribun Pontianak/Novi Saputra
Nadhariyat (baju hitam) dan rekannya Indra Novyansyah (Founder Limbahagia) dilokasi pabrik pengolahan limbah plastik 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Novi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK- Nadhariyat, pemuda kelahiran Pontianak 25 tahun silam ini mengaku tertarik menggeluti usaha daur ulang sampah sebab jenis usaha ini ia anggap anti mainstream.

Disaat banyak orang merasa jijik dan kotor, Yayat, panggilannya justru melihat peluang besar dari komoditas sampah.

“Berdasarkan referensi yang ada, sampah plastik di Kalbar pada umumnya bisa mencapai 350 ton perbulan, angka yang besar dan belum banyak yang menggeluti usaha dibidang ini,”kata Yayat Kepada Tribunpontianak.co.id Senin (16/11/2015).

Yayat menuturkan kurang lebih sudah setahun ia concern diusaha daur ulang, ia menganggap usaha ini sangat erat kaitannya dengan lingkungan.

Jika tidak dimanfaatkan atau didaur ulang, sampah plastik akan menjadi momok bagi lingkungan sebab sulit terurai.

“Itukan menyebabkan kerusakan lingkungan, fatal kalau tidak dimanfaatkan,”kata Yayat.

Pemilik Borneo Green Development ini menuturkan tidak malu memiliki usaha yang dekat dengan sampah, meski acapkali menjadi ledekan teman-temannya.

”Ada yang bilang Yayat sampah, yang penting tidak menjadi sampah masyarakat kan,”katanya

Justru gurauan ini membuat Yayat termotivasi, dalam sehari 2,5 ton sampah didaur ulang ditempat daur ulang miliknya.”Karena keterbatasan alat, mampunya hanya 2,5 ton.”katanya.

Sampah-sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah, dicacah dan kemudian didaur ulang guna membuat pellet plastik.

”Untuk ini saya bermitra dengan Koperasi serta Limbahagia, Pellet plastik ini diekspor keluar,”katanya

Yayat juga sedang berusaha melebarkan pemanfaatan sampah, ia kini sedang mengikuti ajang yang diselenggarakan oleh United Nation Environment Program yang berlangsung di Korea Selatan.

”Semoga meraih hasil yang terbaik,”harap Yayat.

Dalam ajang ini Yayat memproduksi biodiesel hasil campuran sampah plastik yang telah diolah dengan CPO Kelapa Sawit.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan