Ketua FSPMI Sumut: Buruh di Indonesia Dipekerjakan Layaknya Budak
Willy Agus Utomo mengatakan, buruh di Indonesia hingga saat ini dipekerjakan layaknya budak.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) Sumatera Utara, Willy Agus Utomo mengatakan, buruh di Indonesia hingga saat ini dipekerjakan layaknya budak.
Sebab, kata Willy, banyak pengusaha dan pemilik modal yang merampas hak-hak buruh.
"Sampai saat ini, banyak buruh yang tidak mendapatkan hak-hak normatifnya. Bahkan, kalangan buruh kerap di PHK semena-mena tanpa adanya pemberian hak yang jelas, dan diperlakukan layaknya budak" ungkap Willy dalam statemennya, Rabu (20/4/2016) siang.
Willy mengatakan, persoalan buruh di Indonesia ini tak kunjung habis jika pemodal bersikap layaknya lintah yang terus menghisap.
Apalagi, kata Willy, pengusaha dan pemodal sama sekali tidak pernah memikirkan kelangsungan hidup kalangan buruh.
"Tidak hanya menyangkut persoalan upah, pemodal dan pengusaha juga kerap memaksakan wajib lembur. Buruh juga dilarang ikut berorganisasi," kata Willy.
Untuk menjamin kelangsungan hidup kalangan buruh, sambung Willy, pemerintah harusnya mencabut PP No78 tahun 2015 menyangkut pengupahan.
Jika PP No78 tahun 2015 belum dicabut, otomatis upah buruh tidak akan berubah.
"Pemerintah seharusnya jangan hanya memikirkan kepentingan pemodal. Buruh selaku pekerja juga harus diberikan hak-haknya, seperti upah yang layak dan jaminan kesehatan," kata Willy.
Meski aksi yang mereka lakukan di kantor Gubernur tersebut hanya simulasi peringatan Hari Buruh Internasional, namun mereka melakukan orasi sesuai kondisi sebenarnya yang menjadi keinginan buruh.(*)