Panti Jompo Griya Weda Surabaya, Berguyon Dengan Teman Sebaya Hingga Cinta Bersemi
Ini kali pertama saya saya berlebaran di sini. Enak di sini, temannya banyak. Saat salat Id kemarin kami 'grudukan' ke masjid perumahan bersama-sama,
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Suara adzan salat asar terdengar dari ruang rekreasi Griya Werda Surabaya di Jalan Medokan Asri Barat X Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (9/7/2016).
Penghuni panti jompo yang beranggotakan 75 orang terdiri dari 25 pria dan 50 wanita ini melebur menjadi satu untuk berdoa bersama.
Suyati (70), nenek asal Dupak, Surabaya yang sudah lima bulan menjadi lansia binaan Dinas Sosial Kota Surabaya terlihat menghampiri ruang yang bentuknya seperti ruang keluarga ini.
Ia membawa sajadah dan mukena putih untuk ikut melaksanakan salat bersama puluhan temannya sesama lansia.
"Ini kali pertama saya saya berlebaran di sini. Enak di sini, temannya banyak. Saat salat Id kemarin kami 'grudukan' ke masjid perumahan bersama-sama, itu pengalaman yang sangat berkesan buat saya," cerita Suyati kepada SURYA.co.id.
Suyati yang berstatus janda dan tidak mempunyai anak ini, hidup sebatang kara.
Dulu, suami Suyati anggota militer.
"Saya juga nggak punya adik dan kakak, coba kalau punya keluarga nggak di sini," celoteh Suyati seraya tertawa.
Suyati menyebutkan, orang yang membawanya ke tempat ini ialah lurah kampungnya.
"Para tetangga kasihan, terus bilang, kalau nggak ada yang merawat, lebih baik ke Griya Werda saja. Saya langsung mau dan diantar Pak Lurah," ujar Suyati.
Di Griya Werda ini pula, Suyati merasakan kehangatan mempunyai keluarga baru lagi.
"Bisa guyon dengan sebaya saya, mereka baik, semua di sini rukun. Saya juga bisa merasakan makan kue Lebaran, halal bihalal dan mendengarkan ceramah," ujar Suyati.
Hal yang sama juga dirasakan Sumiati yang mengaku lupa berapa umurnya.
Sumiati dulunya merupakan seniman wayang orang di Surabaya.
Tubuhnya yang kurus karena termakan usia, terlihat energik, tidak seperti orangtua pada umumnya.