Senin, 11 Agustus 2025

Advertorial

Para Tokoh Inspirasi Warga Makassar Jalankan Program 3ENDS

Para tokoh inspiratif bercerita mengenai pengalamannya dalam memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan dalam seminar program 3ENDS di Ballroom Hotel A

Penulis: Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Para tokoh inspiratif bercerita mengenai pengalamannya dalam memperjuangkan hak-hak anak dan perempuan dalam seminar program 3ENDS di Ballroom Hotel Aryaduta, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/4/2017).

Program 3ENDS merupakan program unggulan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA). Setelah pada tahun lalu, program ini dilaksanakan di Jailolo, Belitung, dan Bandung, kini Makassar mendapatkan kehormatan melaksanakan program ini.

Tiga aspek yang diperjuangkan oleh program 3ENDS diantaranya adalah mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan orang dan mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan.

Para tokoh inspiratif tersebut berbicara dalam seminar yang dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama yang dibuat dalam format talk show.

Acara ini diisi oleh Walikota Makassar, Danny Pomanto dan Kanit PPA Polda Sulsel, Kompol Andriani Lilikay serta dimoderatori oleh aktivis perempuan, Husaimah Husain.

Diawali oleh Danny Pomanto yang bercerita mengenai tekadnya untuk menjadikan Makassar kota paling nyaman di dunia untuk semua kalangan. Baginya posisi perempuan dan anak termasuk dalam perhatian khusus.

Danny mengatakan bahwa dirinya memulai pemberdayaan anak terlantar mulai dari pembenahan lorong atau gang di kota Makassar. Menurutnya banyak kasus penelantaran anak di lorong ini.

Danny mengatakan bahwa pendekatan ini dimulai dengan memberdayakan ibu-ibu yang berada di lorong tersebut. Menurutnya dengan menyentuh hati masyarakat akan bangkit.

"Kalau mau sentuh hatinya. Pendekatan kita kepada komunitas terutama kepada perempuan dan anak," jelas Danny.

Pemkot Makassar, menggerakkan para ibu-ibu untuk menanam komoditas tani di lorong dengan program Gapoktanrong.

Di luar program itu, Danny mengatakan bahwa Makassar memiliki program Jagai Ana'ta. Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kekerasan terhadap anak-anak.

Makassar juga bertekad untuk membentuk Satgas perempuan dan anak yang berjumlah 6000 orang. Untuk mengurangi perdagangan manusia, mereka membuat pemantauan penduduk secara real time.

Danny juga menjelaskan mengenai Pedestrian Edukasi yang ramah anak. Pedestrian ini memiliki banyak fasilitas untuk anak bermain.

Menurut Danny, Kota Makassar telah melakukan beberapa program yang sesuai dengan tujuan 3ENDS. Dirinya juga menilai program ini sangat penting.

"Program 3ENDS sangat cerdas. Tiga titik ini, sangat penting untuk disentuh," ujar Danny.

Sementara narasumber kedua dalam talk show ini adalah Kanit PPA Polda Sulsel, Kompol Andriani. Dirinya bercerita mengenai kegigihan pihak kepolisian dalam melaksanakan penegakan hukum yang berkaitan dengan program 3ENDS.

Menurutnya selama ini faktor ekonomi selalu menjadi penyebab paling besar terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Andriani mengatakan bahwa untuk lingkup Sulawesi Selatan, tingkat kekerasan terhadap anak dan perempuan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Sejak Januari 2017 hingga kini telah terjadi 200 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.

Kasus yang sering terjadi adalah pemanfaatan anak-anak dalam kasus kejahatan seperti pembegalan. Dalam menangani kasus ini, Polda Sulsel menerapkan cara yang berbeda dengan kejahatan yang dilakukan orang dewasa.

Menurut Andriani program 3ENDS sangat baik untuk mengedukasi masyarakat dalam menghindari perbuatan melanggar hukum yang berkawan dengan perempuan dan anak.

Pada sesi kedua, dilaksanakan dengan format presentasi yang diisi oleh tiga inspirator. Ketiganya adalah Direktur Yayasan Pabbata Ummi (Yaptau) Makmur, aktivis perempuan dan anak Rahmawati, serta Kanit Provost Polsek Tallo, Ipda Sugiarto.

Diawali oleh Makmur, yang bercerita mengenai pengalamannya mendampingi anak-anak dari lingkungan pemulung.

Makmur sempat membantu kasus yang melibatkan anak pada tahun 2010. Anak tersebut dituduh melakukan pencurian terhadap seorang pengacara.

Ironisnya anak tersebut hanya mencuri ember bekas. Anak tersebut juga mengalami kekerasan fisik dan psikis.

Namun untuk membantu sang anak, Makmur mengambil jalan dialog dengan korban kejahatan. Dirinya meminta sang anak untuk mendapatkan keringanan.

Makmur juga meminta tolong kepada psikolog untuk mendampingi anak tersebut. Berkat kegigihan Makmur anak tersebut mampu terbebas dari hukuman.

"Anak itu sekarang dibebaskan. Keluarga korban akhirnya mengerti," ungkap Makmur.

Tokoh inspiratif kedua adalah Rahmawati yang berprofesi sebagai paralegal. Rahmawati selama ini membantu perempuan dan anak.

Dirinya bercerita mengenai pengalamannya menyelamatkan seorang anak usia 12 tahun yang dijodohkan ibunya untuk menikah dengan laki-laki berusia 45 tahun.

Faktor ekonomi membuat orang tua anak itu mau menerima pinangan pria paruh baya tersebut.

"Dia terjerat hutang dan ingin lepas dari tanggung jawab," jelas Rahmawati.

Rahmawati menjelaskan bahwa anak tersebut sempat menderita ketika diajak berhubungan seksual dengan pria tersebut. Hingga akhirnya dirinya menceritakan nasibnya kepada Rahmawati.

Rahmawati sempat ingin diserang oleh suami sang anak. Namun berkat kegigihan Rahmawati, suami anak tersebut akhirnya mengerti.

Setelah Rahmawati usai, dilanjutkan oleh Ipda Sugianto yang mengawali dengan menangis. Dirinya terharu teringat terhadap nasib perempuan dan anak.

Polsek Tallo, memberikan pelayanan terhadap perempuan dan anak melalui Ruang Konsultasi Solusi (RKS). RKS bertujuan untuk memecahkan solusi.

"Keluhan masyarakat akan kami tampung dan berikan solusi yang berkaitan masalahnya," ujar Sugianto.

Sugianto mengatakan bahwa selama menjalankan tugasnya, anggota Polsek Tallo tidak pernah menggunakan seragam agar orang yang datang tidak takut.

RKS dibentuk sejak 2013, berkat inisiasi mantan Kapolsek Tallo, Kombes Pol Wisnu Sanjaya.

Para polisi bekerja seperti dokter yang memberikan solusi bagi yang datang. Mereka diberikan kartu konsul dan ada lembaran permasalahannya.

Admin: Sponsored Content
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan