Kamis, 4 September 2025

Mudik Lebaran 2017

Cerita Wanita Petugas Keamanan Bandara: Dari Cinlok Sampai Dilempar Sepatu Penumpang

Tidak banyak seorang wanita bekerja sebagai petugas keamanan. Tapi Diajeng Annisa satu dari sekian wanita yang sedikit itu.

Editor: Y Gustaman
Tribun Jabar/Theofilus Richard
Diajeng Annisa, petugas keamanan Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (24/6/2017). TRIBUN JABAR/THEOFILUS RICHARD 

Ia mengaku menikmati pekerjaannya sebagai petugas keamanan di Bandara Husein Sastranegara, karena dari situ ia bisa bertemu dan menolong banyak orang.

Ia mencontohkan saat ada koper penumpang tertukar atau tertinggal, ia harus bergerak cepat untuk mencari tahu kebenarannya di tengah kesibukan aktivitas di bandara.

“Mau enggak mau, satu di antaranya, ngecheck CCTV. Di situ ada nilai plusnya, bisa membantu orang,” kata Ajeng.

Dilempar Sepatu oleh Penumpang

Setiap pekerjaan memiliki duka masing-masing, tidak terkecuali Ajeng sebagai petugas keamanan bandara.

Baginya, caci maki dan kata kasar yang dilontarkan penumpang kepadanya merupakan makanan sehari-hari.

Tetapi ada satu kejadian yang hampir membuat mentalnya jatuh.

Kejadian itu berlangsung ketika pada 2010 saat seorang pria yang memakai jas menolak untuk diperiksa sesuai dengan standar prosedur bandara.

“Saya pernah sampai dilempar sepatu oleh penumpang. Biasalah, rata-rata orang yang sudah punya jabatan, dia tidak mau ribet,” ujar Ajeng.

Sebagai petugas keamanan yang baik, Ajeng tetap meminta pria tersebut untuk mematuhi prosedur pemeriksaan seperti menaruh barang elektronik, tas, dan menanggalkan jas.

Pria tersebut juga diminta untuk menanggalkan sepatunya karena mengandung bahan logam.

Sudah menjadi prosedur standar di bandara, jika metal detector berbunyi ketika seorang lewat, maka pemeriksaan harus diulang sampai tidak ada bunyi sama sekali.

Tetapi pria tersebut menolak, kemudian ia malah naik pitam. Sepatu yang dikenakan langsung dilayangkannya dari jarak satu meter ke arah Ajeng.

“Rata-rata orang yang menolak diperiksa itu orang yang sudah punya jabatan semua. Kalau orang awam, apalagi orang asing, tanpa kita suruh, mereka tahu. Tetapi warga kita sendiri yang merasa tinggi, begitu. Ya, tapi enggak semua sih,” jelas Ajeng.

Sakit dan merasa direndahkan adalah kata yang dapat menggambarkan perasaannya saat itu.

“Di situlah mental kita dibentuk, mau enggak mau itu sudah risiko pekerjaan kita, mau ngga mau kita harus sabar menghadapi penumpang itu,” kata Ajeng.

Saat itu, Ajeng mendapat bantuan dari petugas lain untuk menghadapi pria tersebut. Ajeng juga bercerita dirinya sempat syok dan menangis.

Bahkan ia sempat berpikir untuk keluar dari pekerjaannya sebagai petugas keamanan.

“Syok, udah ingin pulang. Ya namanya cewek, apalagi saya orangnya baper,” kata dia sambil tertawa.

Dari total 96 petugas keamanan Bandara Husein Sastranegara, hanya terdapat 19 orang petugas keamanan berjenis kelamin perempuan, satu di antaranya adalah Ajeng.

Ia mengaku betah bekerja sebagai petugas keamanan bandara hingga saat ini. Untuk menambah penghasilannya, ia memiliki usaha sampingan di bidang pertanian.

 “Ada sih sama suami, bertani di Pangalengan. Yang ngurus (pertanian) sih saudara,” tutur Ajeng menceritakan usaha sampingannya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan