Mbah Wongso, Warga Suriname Keturunan Jawa Akhirnya Temui Kerabat di Kulonprogo
Semangatnya yang menggebu untuk segera bertemu keluarga dan melihat tempat kelahiran ayahnya, membuat Mbah Wongso sampai lupa bawa tas
Editor:
Sanusi
Mbah Wongso pun tak kuasa menahan air matanya. Penantian panjang yang selama ini diimpikannya untuk bertemu keluarganya menjadi kenyataan. Perjalanan jauh yang harus ditempuh dari Suriname ke Yogyakarta terbayar sudah.
Apa yang dirasakan Mbah Wongso memang wajar, sebab dari kecil hingga usianya kini yang 80 tahun tinggal di Suriname. Dirinya belum pernah sekalipun datang ke tanah leluhurnya dan bertemu dengan keluarganya di Kulonprogo.
Songko Hardjosukoyo pun tak menyangka di usianya yang ke 99 tahun masih diberikan kesempatan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertemu langsung dengan keponakanya.
"Terimakasih jauh-jauh dari Suriname ke sini untuk menjenguk keluargamu. Aku senang masih diberikan kesempatan oleh Yang Mahakuasa bertemu," kata Songko Hardjosukoyo.
Sembari duduk, Songko Hardjosukoyo membuka sebuah buku yang digenggamnya sedari tadi. Buku tersebut berisi catatan silsilah keluarga. Dengan perlahan, pria berusia 99 tahun ini menerangkan kepada Mbah Wongso, siapa kakeknya.
"Simbah namanya Wongsotaruno. Simbah punya enam orang anak, salah satunya bapakmu," urainya.
Anak pertama, Tubiran, anak nomor dua Nyono Sastrowiyono, anak nomor tiga Sardjo, anak nomor empat Songko Hardjosukoyo, anak nomor lima Ginem Bupradjo Pranoto, dan anak terakhir Kemis Hardjosuprapto.
"Bapakmu, Tubiran, ya kakakku kandung. Aku nomor empat," terangnya kepada Mbah Wongso dalam bahasa Jawa Ngoko.
Songko Hardjosukoyo menceritakan kakaknya Tubiran pergi meninggalkan rumah pada sekitar tahun 1929. Kakaknya itu memutuskan pergi dari rumah karena takut dimarahi ayahnya setelah ketahuan main judi.
"Simbah itu orangnya keras, Kang Tubiran ketahuan main judi, terus tidak berani pulang, takut dimarahi. Pergi dari rumah juga tidak pamit," ujarnya.
Tubiran ditawari kerja oleh temanya dan diajak berangkat ke Suriname. Tubiran ke Suriname melewati pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
Keluarga mengetahui Tubiran berangkat ke Suriname, setelah suatu hari mengirim sejumlah uang untuk saudara -saudaranya.
"Keluarga sempat mencari Kang Tubiran kemana-mana tetapi tidak ketemu, ternyata ikut kerja di Suriname. Keluarga tahu setelah Kang Tubiran kirim uang," tuturnya.
Pernah suatu saat, Tubiran secara tiba-tiba pulang ke Kulonprogo menemui saudara-saudaranya. Saat pulang itu, Tubiran memberikan kenang-kenangan berupa kalung dan gelang emas untuk saudara-saudaranya.
"Saya lupa tahun berapa, Kang Tubiran pulang ke sini membuktikan ke saudara -saudaranya kalau benar bekerja di Suriname. Semua saudaranya waktu itu diberi kenang-kenangan kalung dan gelang emas," ujarnya.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Akhir Pencarian Mbah Wongso, Warga Suriname Keturunan Jawa