Warga Onondowa di Luwu Utara Gotong Jenazah 36 Kilometer Lewati Hutan Belantara
Jenazah Mesak Wungko dibawa keluarganya ke rumah duka di wilayah pedalaman. Namun, tak mampu carter pesawat.
Editor:
Willem Jonata
Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi
TRIBUNNEWS.COM, RAMPI - Warga Desa Onondowa, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, menggotong jenazah keluarganya bernama Mesak Wungko, sejauh 36 kilometer.
Mereka menggotong jenazah dari wilayah Bada, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menyusuri hutan belantara yang masih 'perawan' ke Onondowa, Sabtu (2/13/2017).
Mesak meninggal dunia karena gagal ginjal. Ia menghembuskan nafas terakhir di RSUD Sawerigading, Kota Palopo, Sulsel, Jumat (1/12/2017).
Keluarga korban, Frans Aris Paelo, kepada TribunLutra.com, menyebutkan, mereka terpaksa menggotong jenazah karena tidak mampu mencarter pesawat.
"Ceritanya begini, pada hari Jumat mayat Mesak ingin kita bawa ke Onondowa menggunakan pesawat. Tapi tarifnya terlalu mahal Rp 50 juta," ujar Frans, Minggu (3/12/2017).
Karena tidak mempu membayar sewa carter pesawat perintis, mereka sepakat membawa mayat Mesak ke wilayah Bada menggunakan ambulans.
"Akses dari Bada ke Onondowa baru berupa jalan setapak yang hanya bisa dilalui motor modifikasi, makanya kami gotong selama sehari," katanya.
Rampi berjarak 86 kilometer dari Masamba, ibu kota Luwu Utara dan merupakan salah satu kecamatam terpencil.
Hanya ada dua akses menuju Rampi dari Masamba. Menumpangi pesawat perintis dari Bandara Andi Djemma atau menggunakan motor modifikasi menyusuri jalan setapak yang cukup ekstrem.
Akses alternatif yaitu melalui Bada, Sulawesi Tengah. "Kami memilih ke Bada supaya lebih dekat menggotong mayat ke Onondowa, kalau dari Masamba jauh sekali," katanya.(*)