Rabu, 24 September 2025

Sampai di Bandara Kuala Lumpur 50 Jemaah Umrah PT Kiblatin Jaya Wisata Batal Berangkat

Sebanyak 50 orang jemaah yang berasal dari berbagai daerah di Riau batal berangkat ke Tanah Suci.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Surat edaran PT Kiblatain Jaya Wisata. 

Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Alexander

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Sebanyak 50 orang jemaah yang berasal dari berbagai daerah di Riau batal berangkat ke Tanah Suci, yang sebelumnya menggunakan biro travel umrah, PT Kiblatin Jaya Wisata, berkantor cabang Riau di Jalan Imam Munandar.

Awalnya para jemaah tersebut berangkat dari Pekanbaru, menuju Malaysia.

Namun sampai di Malaysia, nama mereka tidak terdaftar pada jemaah yang akan diberangkatkan ke Jeddah.

Salah seorang jemaah, Hasyim mengatakan, pada tanggal 27 Maret lalu, para jemaah umrah yang berasal dari berbagai daerah di Riau tiba di Kota Pekanbaru untuk kemudian menginap di Hotel Pesona Pekanbaru.

Baca: Yakuza Jepang Ternyata Seperti Kalangan Bisnis Lainnya, Mereka Hanya Mencari Uang

"Kami berangkat ke bandara untuk terbang ke Kuala Lumpur bersama pendamping kami, yakni, Pak Muslim yang juga kepala cabang PT Kiblatain Jaya Wisata Riau. Di sana, dalam jadwal kami akan berangkat ke Jeddah dari Kuala Lumpur sekitar jam 3 sore," kata Hasyim, Minggu (8/4/2018) kepada Tribun Pekanbaru.

Pada keesokan harinya, bersama jemaah lain ia bersiap-siap berangkat ke Bandara Kuala Lumpur untuk selanjutnya ke Jeddah.

Sesampainya di bandara, ia dan jemaah lain langsung melakukan cek in pesawat dan masuk ke ruang tunggu.

Tapi saat pengumuman memasuki pesawat, nama mereka tidak termasuk di dalam list.

"Saat pemanggilan, nama kami tidak ada. Kita sudah cek in, kami sudah di ruang tunggu, katanya nomor cek in kami hilang. Tapi pesawat yang akan membawa kami itu tetap berangkat ke Jeddah," ujarnya.

Baca: Polisi Gerebek Pemandu Lagu Merangkap PSK Bertarif Rp 3,250 Juta

Ketika hal itu ditanyakan pihaknya kepada pendamping, Muslim tidak bisa memberikan jawaban yang pasti, sehingga membuat kesal para jemaah. Kemudian mencari penginapan sendiri.

"Kami tidak mau berlama-lama di bandara, kami mencari hotel untuk menginap satu malam di Kuala Lumpur dengan harapan ada kepastian dari pihak travel untuk keberangkatan kami. Untuk biaya hotel, kami yang tanggulangi sendiri," ujarnya.

Setelah mencari penginapan sendiri sehari, kemudian tiga hari selanjutnya ditanggulangi oleh asosiasi travel yang dikoordinasikan oleh Muslim.

"Kami dari hari Kamis sampai Sabtu kami diinapkan di salah satu apartemen dengan dibantu oleh asosiasi travel yang dikoordinasikan oleh Pak Muslim," imbuhnya.

Setelah menunggu selama 3 hari di sana, pihak travel tidak kunjung memberangkatkan jemaah.

Baca: Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman Kecewa Salah Satu Staf Terbaiknya Disebut sebagai Kuda Troya

Ia bersama yang lain mengambil sikap untuk kembali ke Pekanbaru untuk kemudian menyelesaikan hal ini di Kota Pekanbaru.

"Untuk kembali ke Pekanbaru, kami mengeluarkan uang tiket sebesar Rp 600 ribu," imbuhnya.

Di Pekanbaru, para jemaah mendatangi kantor PT Kiblatain Jaya Wisata, pihak travel kemudian mengeluarkan surat edaran.

Isinya, jemaah akan diberangkatkan di Bulan Oktober nanti dan apabila tidak jadi berangkat, maka perusahaan siap bertangungjawab atas kejadian tersebut.

"Mereka bilang, mereka ditipu oleh perusahaan yang ada di Pusat. Surat edaran yang dikeluarkan itu tanpa disertai oleh kekuatan hukum, kita minta harus ada perjanjian di notaris, tapi mereka tidak bisa menyanggupi," ujarnya.

Hasyim juga menjelaskan, total keseluruhan pihaknya ada sekitar 50 orang, termasuk pendamping.

Baca: Biasa Hidup Sederhana, Tak Ada Mobil Mewah di Garasi Rumah Brigjend Pol Firli

Para jemaah juga sudah bayar Rp 23,5 juta perorang dengan masa umrah selama 13 hari.

Kuasa Hukum Jamaah Nandi Syukri, SH, MH mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan surat somasi ke kantor cabang PT Kiblatain Jaya Wisata di Kota Pekanbaru dan kantor pusat di Jakarta.

"Surat somasi kita direspon dan hari Senin (9/4/2018) akan ada upaya mediasi. Kalau bisa diselesaikan dengan baik dan musyawarah, akan kita jalani, jika tidak, maka kita akan ambil langkah hukum. Karena pada prinsipnya, jemaah ingin berangkat umrah," tuturnya.

Sementara itu, salah seorang anggota DPRD Riau, Husaimi Hamidi yang juga Ketua Panitia Khusus (Pansus) transportasi haji DPRD Riau mengatakan, para jemaah tersebut berasal dari Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar dan juga dari dapilnya, Kabupaten Rokan Hilir.

"Sebelumnya saya sudah lakukan komunikasi dengan perusahaan travel tersebut, katanya hotel di Madinah belum dibayar oleh Bumi Minang Pusako. Rupanya, owner PT Kiblatain Jaya Wisata sama dengan owner Bumi Minang Pusako. Meskipun sama, saya rasa tidak ada hubungannya dengan tidak berangkatnya jamaah. Para jemaah harus berangkat," ujarnya.

Baca: Potong Jari Sendiri Tanda Minta Maaf di Yakuza Jepang, Bahkan Ada Sampai 12 Ruas Jari Dipotong

Adanya upaya mediasi menurut Husaimi itu memang harus dilakukan, dan pihak Kanwil Kemenag Provinsi Riau menurutnya juga harus ikut mengawasi keuangan perusahaan travel umrah dan haji plus.

"Jemaah kemarin itu, ternyata perdana akan diberangkatkan PT Kiblatain Jaya Wisata cabang Riau. Tidak tertutup kemungkinan bakal berdampak ke jemaah lain yang sudah dijanjikan akan berangkat oleh perusahaan. Kita harus antisipasi hal tersebut," ujarnya.

Sementara itu, kepala cabang PT Kiblatain Jaya Wisata Riau, Muslim yang dihubungi Tribun pada Minggu mengatakan, pihaknya sedang mengusahakan agar para jemaah tersebut tetap bisa berangkat menjelang bulan Ramadhan ini.

Ia juga mengatakan, pihaknya akan datang pada saat mediasi pada Senin (9/4/2018) besok.

"Sekarang perusahaan lagi mengusahakan untuk memberangkatkan sebelum Ramadhan. Iya, kita pasti datang untuk mediasi," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan