Rabu, 12 November 2025

Bom di Surabaya

Teori Mantan Teroris, Kenapa Teroris Pilih Kota Surabaya

Dipilihnya Jawa Timur juga terkait terbatasnya pendanaan, mereka tidak perlu mengambil orang orang dari luar daerah.

Editor: Hendra Gunawan
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Polisi mengevakuasi jenazah pelaku bom di Mapolrestabes Surabaya menuju kamar mayat RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (14/5). Total korban bom di Surabaya, di 3 Gereja dan Polrestabes Surabaya adalah 22 korbam meninggal dunia. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Mengapa Surabaya jadi sasaran dan para pelakunya seluruhnya anggota keluarga.

Kembali Tribunjatim.com menemui Ali Fauzi, sang mantan kombatan, Senin (14/52018).

Menurut Ali Fauzi, benar untuk yang pertama di Indonesia teroris mengajak semua anggota keluarganya, suami, anak anak dan istrinya.

Praktik semacam itu sudah biasa dilakukan oleh para teroris di luar negeri seperti Syiriah dan Irak.

Sudah biasa teroris mengajak semua anggota keluarga bersama untuk melakukan aksi bom bunuh diri.

"Di Indonesia memang baru pertama kali ini. Kalau di Siria dan Irak sudah biasa," ungkapnya.

Pola ini (bom bunuh diri bersama anggota keluarga, red) memang mengadopsi praktek-praktek di luar negeri.

Mengajak anggota keluarga melakukan teror, dan bahkan siap mati itu karena ingin mengajak semua anggota keluarganya masuk surga.

Keyakinan itulah yang menyebabkan mereka sampai mengajak anggota keluarganya untuk mati bersama.

Terkait sasaran di Surabaya, menurutnya, karena Surabaya atau Jawa Timur selama ini sebagai reproduksi calon pengantin dan juga reproduksi bom.

Dipilihnya Jawa Timur juga terkait terbatasnya pendanaan, mereka tidak perlu mengambil orang orang dari luar daerah.

Bukan mengalihkan sasaran dari Jakarta ke Surabaya.

Tren melibatkan seluruh anggota keluarga itu sudah biasa, contohnya dari Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, tiga saudara sekaligus adik, kakak, bahkan keponakan dan sepupu pernah terlibat dalam jaringan teroris."Tidak aneh lagi," ungkapnya.

Dalam pemahamannya, teror semacam ini masih menjadi ancaman di Indonesia.

Pola-pola ISIS ini, termasuk JAD, pengikutnya cukup banyak dan menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. "Cukup banyak pengikut JAD," katanya.

Sumber: Surya
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved