Erupsi Gunung Agung
Para Pengungsi di Bale Subak Gantalan Mulai Terserang Penyakit ISPA
Pengungsi Gunung Agung di Bale Subak Gantalan I, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem mulai diserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Editor:
Dewi Agustina
Para pengungsi juga tidur di lantai beralaskan tikar plastik.
Mereka kedinginan. Menurut para pengungsi, dinginnya keramik menyengat ke tulang.
Selain itu, sebelum erupsi 2 Juli, di Banjar Kubu Pangi yang merupakan rumah asal para pengungsi ini, sering diguyur abu tipis.
"Untungnya diberi bantuan terpal sama PMI untuk menutup Bale Subak," ujar Tresna saat ditemui di Bale Subak.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan, pengungsi yang menderita sakit ISPA cukup banyak.
ISPA berada di urutan pertama penyakit yang menyerang pengungsi, sisusul rematik dan hipertensi.
ISPA disebabkan karena abu vulkanik serta kondisi di posko pengungsian yang dingin dan terbuka.
"Penyakit paling banyak yang serang pengungsi ISPA. Misalnya 10 orang periksa, sekitar enam pasti sakit ISPA," kata dia.
Tetap Pakai Masker
Dinas Kesehatan Karangasem melakukan beberapa upaya untuk meneken jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut.
Satu di antaranya dengan pengobatan.
Selain itu juga melakukan pencegahan seperti fogging serta edukasi kepada warga.
Dinas Kesehatan juga memberi makanan tambahan.
"Kegiatan ini berjalan sejak September 2017 lalu. Kegiatan ini terus dilakukan untuk menekan kasus ISPA. Dinas Kesehatan telah mendistribusikn masker ke pengungsi. Warga juga diminta untuk tetap pakai masker saat bepergian," pesan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Karangasem, Gusti Bagus Putra Pertama.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pengungsi Tidur Beralas Tikar Plastik, Penyakit Infeksi Pernapasan Serang Lansia dan Anak-anak