Pilpres 2019
Pakar Hubungan Internasional Unair: Debat Capres Pakai Bahasa Inggris Tidak Substansial
Pakar Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Joko Susanto menilai, debat Pilpres 2019 pakai Bahasa Inggris politis.
Editor:
Sugiyarto
Fakta bahwa presiden dan calon wakil presiden itu bisa bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya maka akan menjadi kredit poin bagi calon tersebut. Tidak boleh dijadikan sebagai kriteria utama.
"Karena jika kredit poin itu nanti harus diserahkan kepada pemilih. Jangan dijadikan sebagai kualifikasi dalam konstelasi politik," tegasnya.
Ada banyak cara untuk menunjukkan bahwa calon yang diusung masing-masing partai itu bisa bahasa Inggris. Misalnya bisa lewat video atau rekaman.
"Tapi otoritas publik tidak bisa menjadikan itu sebagai tolak ukur utama dalam memilih pemimpin. Sebab yang dipilih ini adalah pemimpin Republik Indonesia," pungkasnya.