Gempa di Sulteng
Permata Imbau Segenap Masyarakat Indonesia Tionghoa Bantu Korban Gempa dan Tsunami di Sulteng
Ia pun mengimbau segenap masyarakat Tionghoa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Masyarakat Indonesia Tionghoa Peduli Bencana (PERMATA) akan membuka saluran donasi melalui tim pelaksana penyaluran bantuan untuk kegiatan sosial di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pascagempa dan tsunami.
"Tim Pelaksana akan dipimpin oleh Andaka Nardjadin, yang sebelumnya memimpin penyaluran bantuan di Lombok, harapan kami, PERMATA dapat segera hadir di Donggala dan Palu,” ujar Ketua Umum PERMATA, Eka Tjandra dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (2/10/2018).
Baca: KemenPUPR Menyediakan Air Bersih dan Sanitasi, Pembersihan Kota Palu dan Donggala
Eka Tjandra juga menyampaikan duka citanya atas bencana alam yang meluluhlantahkan Palu dan Donggala.
Ia pun mengimbau segenap masyarakat Tionghoa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial ini.
“Melalui kesempatan ini pula, kami menghimbau saudara saudara kita Indonesia Tionghoa setanah air, untuk bersama sama membantu korban gempa di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.” sambung Eka Tjandra.
Ditempat terpisah, Andaka Nardjadin menyampaikan kesiapannya untuk memimpin tim pelaksana untuk hadir di Donggala dan Palu.
Baca: Atlet Paralayang Jadi Korban Gempa, Menpora Minta Maaf ke Keluarga Tak Bisa Bawa Jenazah ke Malang
Beberapa hari ke depan, Andaka mengatakan tim pelaksana akan terus memantau perkembangan pasca gempa di Donggala dan Palu, kemudian mengidentifikasi kebutuhan korban gempa yang mendesak, melakukan koordinasi dengan instansi terkait, mempersiapkan bantuan yang akan disalurkan, kemudian segera berangkat ke Palu.
"Atas seizin Ketua Umum, kami akan melakukan penggalangan dana dalam rangka membantu korban gempa dan tsunami di Donggala. Oleh karena itu, kami mohon dukungan dari segenap warga Indonesia-Tionghoa untuk dapat ikut berpartisipasi membantu korban gempa-tsunami Donggala dan Palu.” sambung Andaka Nardjadin.