Cerita Turis di Bali Panggil Pijat Gojek, Sempat Syok Lihat Punggung, Lalu Heran Rasakan Hasilnya
Ternyata, Naga Merah yang dimaksud oleh pemijat itu adalah kerokan. Menurut Candice, si pemijat mengeluarkan koin, lalu menggoreskannya ke punggung
Penulis:
Aji Bramastra
Esoknya, punggung Matthew penuh dengan tanda garis merah.
Baik Candice dan Matthew sempat syok melihat tanda merah di punggung ini.
Tapi, karena Matthew malah merasa tubuhnya enak dan segar, mereka berdua kemudian hanya tertawa saja melihat tanda kerokan ini.
"Kami semua tertawa sampai menangis," ujar Candice.
Candice pun mengaku terkejut, karena hasil kerokan ini justru memberikan kejutan buat mereka.
Matthew, sebelumnya mengalami sakit punggung yang kerap kambuh dalam 3 tahun terakhir.
Tapi, setelah kerokan, sakit punggung itu ternyata tak lagi muncul.
"Dia tak pernah lagi mengeluhkan sakit punggungnya lagi setelah itu!," kata Candice.
Candice juga menceritakan, kekhawatirannya semula bila tanda merah itu adalah bekas luka, tidak terjadi.
Seperti halnya kerokan, tanda merah itu berangsur-angsur hilang dalam 5 hari.
"Dia (Matthew) sepertinya akan mencoba lagi, karena dia begitu menikmati hasilnya," ujar Candice.
Kerokan sebetulnya bukan teknik terapi yang hanya ada di Indonesia.
Di China, terapi semacam ini disebut gua sha.
Sebuah terapi yang memanfaatkan sisi koin atau sendok yang kemudian digosok secara pararel di punggung atau dada.
Sementara di Vietnam dan Kamboja, kerokan dikenal dengan sebutan cao gio.
Metode ini diyakini bisa melepaskan material buruk dari tubuh yang sedang tidak sehat atau sakit.
Biasanya dipakai untuk mengusir rasa lelah, kaku, dan cedera otot sehingga tercipta aliran darah baru.
Di Indonesia kerokan diyakini ampuh untuk mengusir masuk angin walau dalam ilmu kedokteran sendiri tidak mengenal yang namanya sakit masuk angin. (*)