Rabu, 3 September 2025

Gempa di Sulteng

Tsunami Di Sulteng, Peneliti Jepang: Warga Tidak Punya Banyak Waktu untuk Lari

Sementara itu, seorang Peneliti Jepang menunjukkan tsunami lebih dari 10 meter itu menghantam beberapa lokasi

Penulis: Fitri Wulandari
TRIBUN TIMUR/TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Kapal motor milik nelayan terdampar dipemukiman warga di Kec labuang Bajo, Kab Donggala, Sulteng, Jumat (5/10). Kapal nelayan ini terdampar akibat Tsunami yang melanda kawasan tersebut. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, PALU - Lembaga terkait yang menangani gempa dan tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah pada Jumat sore, 28 September lalu mengungkapkan fakta baru mengacu pada ketinggian air dalam musibah tersebut.

Dikutip dari laman NHK World, Kamis (11/10/2018), pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa tsunami setinggi 11,3 meter terjadi di Palu Timur, sesaat setelah gempa berkekuatan 7,4 skala richter mengguncang provinsi tersebut.

Baca: Rawan Bencana Geologis, BIG Ungkap Kajian Kota Palu Tidak Aman untuk Dihuni

Lembaga pemerintah itu mencatat, tsunami menempuh jarak 468 meter hingga mencapai daratan.

Sementara itu, seorang Peneliti Jepang menunjukkan tsunami lebih dari 10 meter itu menghantam beberapa lokasi.

Namun ia mengatakan banyak orang yang tidak memiliki cukup waktu untuk melarikan diri dari terjangan tsunami, karena air tersebut datang segera setelah gempa mengguncang.

Baca: Cuaca di Jakarta Akhir-akhir Ini Terasa Lebih Panas dari Biasanya, Begini Penjelasan BMKG

Menurut data yang dihimpun pada Rabu kemarin oleh BNPB, sebanyak 2.045 orang telah meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya kini masih tinggal di pengungsian.

Bahkan masih banyak korban yang belum ditemukan.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan