Selasa, 9 September 2025

Kisah Tukang Cukur di Denpasar Bergaji Rp 9 Juta, Kini Sudah Bisa Beli Tanah di Kampungnya

Gaji bulanan untuk barberman sekelas Ahmad ternyata setara dengan gaji manajer pemula. Ahmad digaji Rp 9 juta lebih di sebuah usaha barbershop.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Seorang barberman sedang menjalankan pekerjaannya di sebuah barbershop di Denpasar. Pekerjaan barberman mendapat penghargaan memadai. TRIBUN BALI/I WAYAN ERWIN WIDYASWARA 

"Karena passion saya lebih di sini, jadi saya fokus di sini saja," ujarnya.

Tarif sekali potong rambut di tempatnya bekerja, kata Ahmad, Rp 70 ribu.

Bersama lima rekannya di Seven Barbershop, rata-rata mereka menggarap potong rambut dari 15 sampai 20 kepala per hari.

Kerja mereka rata-rata 10 jam per hari dengan jadwal libur sekali dalam seminggu.

"Kalau di tempat kerja kami atau di Denpasar lah, sudah ada bule yang rajin ke barber. Persentase pelanggan kami kira-kira 40 bule, sisanya lokal," ujar pria yang mengaku sudah biasa melayani tamu bule ini.

"Ya bahasa Inggris bisa dikit-dikitlah, untuk komunikasi di kerjaan saya saja," ujarnya.

Menurut Ahmad Assundawi, di masa awal ia bekerja di barbershop tersebut, memang antusiasme masyarakat baik lokal, maupun wisatawan yang datang ke barbershop belum begitu tinggi.

Namun barbershop mulai diserbu sejak tiga tahun terakhir ini.

Saat ini, potensi usaha barbershop di Bali, khususnya di Denpasar, masih sangat menjanjikan.

"Potensi bisnis barbershop hingga beberapa tahun ke depan saya kira bagus sih, karena tanah Bali ini tanah pariwisata, jadi setiap orang ada yang datang dan ada yang pergi. Saya yakin akan tambah lagi jumlah barbershop. Tapi banyak kompetitor bukan berarti kita bersaing tidak sehat. Kita saling meramaikan barbershop yang ada di Bali," kata pria yang tinggal di daerah Sanur ini.

Seorang barberman sedang menjalankan pekerjaannya di sebuah barbershop di Denpasar. Pekerjaan barberman mendapat penghargaan memadai. TRIBUN BALI/I WAYAN ERWIN WIDYASWARA
Seorang barberman sedang menjalankan pekerjaannya di sebuah barbershop di Denpasar. Pekerjaan barberman mendapat penghargaan memadai. TRIBUN BALI/I WAYAN ERWIN WIDYASWARA (Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara)

Bagi Ahmad, pekerjaan tukang cukur memang terkadang dianggap remeh atau dipandang sebelah mata.

Padahal, kebutuhan memotong rambut sebetulnya sudah seperti kebutuhan terhadap makanan, akan selalu diperlukan.

Sebab, rambut terus tumbuh dan sampai waktu tertentu perlu dipotong. Belum lagi, kebutuhan untuk gaya atau mode rambut juga semakin meningkat di zaman now.

"Sekarang, penampilan para barberman itu bisa nyaingi anak band. Mereka tidak lagi dipandang sebelah mata," kata Ahmad.

Ahmad awalnya bisa nyukur rambut ketika ia berkunjung ke salon milik paman dan bibinya di Bandung.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan