Sempat Jadi Bahan Ejekan Sgus Nikahi Ros Dengan Maskawin 3 Telur Ayam, Ini Fakta-faktanya
Video pernikahan Agus Riadi (33) dan Rosiana (31) dengan maskawin tiga buah telur ayam dan uang Rp 16.000 di Lombok Tengah
Editor:
Hendra Gunawan
"Dari telur itu kami makan mentah-mentah agar sehat bugar menjalani aktivitas pekerjaan, dan satunya kami erami di induk ayamnya," ucap Agus, sambil tertawa.
Sementara jumlah uang Rp 16.000 yang menjadi tambahan maskawinnya merupakan tanggal mereka jadian yaitu pada 16 Februari 2019.
"Kalau yang Rp 16.000 itu permintaan saya, tanggal 16 itu hari jadian kami pada bulan Februari," ungkap Rosiana.
4. Gara-gara telur ayam, Agus batal menikah empat kali
Sebelum menikahi Rosiana (31), perempuan asal Desa Kilang, Lombok Timur, Agus sempat 4 kali batal menikah.
“Saya punya 4 pacar, saya kecewakan mereka semua, karena tidak ingin bermaskawain 3 butir telur,” kata Agus, sambil tertawa saat ditemui Kompas.com, Kamis (27/6/2019).
Agus menilai, Rosiana merupakan pilihan yang tepat karena waktu dia menawarkan untuk dinikahi dengan 3 butir telur ayam, perempuan itu tidak keberatan.
“Waktu saya menawarkan untuk memberikan maskawin 3 butir ayam kampung, dia respons biasa saja, tidak keberatan dengan hal itu," kata Agus yang bekerja menjadi cleaning service (CS) di Rumah Sakit Praya, Lombok Tengah.
5. Sempat diolok-olok warga gara-gara maskawin
Agus menceritakan, dirinya sempat menjadi bahan pergunjingan tetangga karena terlalu lama membujang dan gara-gara maskawin telur ayam.

“Tetangga saya banyak yang ngolok saya karena saya telalu lama menikah, tapi karena niat saya mau cari wanita yang ingin dimaskawinkan 3 telur ayam kampung,” ujar dia.
Agus pun merasa lega setelah menemukan pujaan hati sesuai harapannya, Rosiana. Setelah menjalin hubungan selama 5 bulan, Rosiana tidak mempermasalahkan maskawin telur ayam.
“Kami sudah menjalani hubungan ini semenjak bulan Februari lalu,” kata Agus.
6. Resepsi pernikahan dilangsungkan secara sederhana
Agus menyebutkan, tidak melakukan resepsi perkawinan adat sasak yang pergi nyongkolan atau berkunjung ke rumah mempelai perempuan dengan diiringi gendang belek atau tabuhan genderang.
“Resepsi perkawinan kami sangat sederhana, kami tidak pergi nyongkolan, karena kondisi perekonomian yang minim," kata Agus.