Update Hilangnya Remaja Pendaki di Gunung Piramid, Update Pencarian hingga Fakta Medan Gunung
Update terbaru hilangnya Thoriq Rizki Maulidan di Gunung Piramid, Pencarian Terus Dilakukan hingga Fakta Medan Gunung
Penulis:
Daryono
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Update terbaru hilangnya Thoriq Rizki Maulidan di Gunung Piramid, Pencarian Terus Dilakukan hingga Fakta Medan Gunung
TRIBUNNEWS.COM - Seorang remaja, Thoriq Rizki Maulidan, hilang saat mendaki Gunung Piramid, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Hingga berita ini diturunkan, Selasa (2/7/2019) malam, Thoriq belum diketemukan.
Berikut Tribunnews.com rangkum update terbaru mengenai hilangnya Thoriq.
1. Pencarian Masih Terus Dilakukan
Proses pencarian remaja yang hilang di Bukit Piramid Pegunungan Hyang/Argopuro Bondowoso, Jawa Timur masih terus dilakukan, Selasa (2/7/2019).
Pencarian terus dilakukan meski Basarnas Pos Jember sempat menyatakan penghentian pencarian pada Senin (1/7/2019) kemarin.
Baca: Viral Suara Teriakan Thoriq Pendaki yang Hilang di Gunung Piramid, ini Kata PMI Bondowoso
Adapun pencarian lanjutan ini dilakukan oleh aparat gabungan TNI/Polri.
Hal itu dikethaui dari keterangan Humas Polres Bondowos di akun instagram mereka, @humas_polresbondowoso, Selasa (2/7/2019).
Dalam pencarian itu diterjunkan 3 pleton Polri dan 1 Pleton personel TNI Basarnas dan Relawan.
2. Klarifikasi soal video Minta Tolong
Sebuah video yang diklaim sebagai situasi pencarian pendaki bernama Thoriq Rizki Maulidan di Gunung Piramid, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, beredar di media sosial dan YouTube sejak Sabtu (29/6/2019).
Thoriq diinformasikan hilang saat mendaki bersama tiga temannya pada 23 Juni 2019.
Salah satu akun Facebook, Ngapako, mengunggah video tersebut dengan menyadur dari YouTube.
Video yang sama juga diunggah sejumlah akun di media Instagram pada akhir pekan lalu.
Dalam video berdurasi 25 detik ini terdengar suara orang berteriak meminta tolong.
Video itu dilengkapi kata-kata bertuliskan "Thoriq minta tolong tapi tidak tau ada di mana".
Video ini pun beredar luas.
Atas berederanya video itu, Kepala Kantor SAR Surabaya Budi Prasetyo mengungkapkan, sumber video itu tidak jelas.
Ia meminta masyarakat lebih selektif dan cermat terhadap video yang beredar di media sosial.
"Masyarakat harus cerdas dan bisa berpikir rasional atas video tersebut karena sumber video tidak jelas," ujar Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (1/7/2019).
"Masuk akal enggak video itu, siapa yang merekam. Kalau betul, berarti yang bersangkutan ada di dekatnya, kenapa tidak menolongnya," kata dia.
Baca: Remaja Pendaki Gunung Piramid di Bondowoso Hilang: Kronologi hingga Hoaks Dimakan Hewan Buas
Budi menyayangkan pihak yang mengunggah video tersebut dengan diikuti narasi yang belum dipastikan kebenarannya.
Mengenai perkembangan pencarian, Budi mengatakan, tim SAR Surabaya sudah berupaya melakukan pencarian selama tujuh hari, tetapi Thoriq belum ditemukan.
"Tim gabungan sudah menyisir (lokasi) tujuh hari, hasil nihil. Kalau ada suara, berarti ada tanda-tanda (kehadiran) dong. Tapi anggota yang di lapangan tidak menemukan itu semua," ujar Budi.
3. Fakta tentang Medan Gunung Piramid
Gunung Piramid terletak di wilayah bagian barat Bondowoso, tepatnya di desa Tegal Tengah, Kecamatan Curahdami.
Gunung ini diapit diantara gunung Salak, gunung Krincing, dan gunung Saeng.
Julukan guinung Piramid disematkan lantaran puncak gunung tersebut menyerupai piramid yang ada di Mesir jika dilihat dari kejauhan.
Gunung Piramid bukanlah gunung tertinggi di Jawa Timur.
Ketinggiannya 1.521 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Tingginya jauh dibawah gunung-gunung populer seperti Gunung Semeru di Malang & Lumajang (3.676 MDPL), Gunung Arjuna di Malang (3.339 MDPL), atau Gunung Raung di Banyuwangi (3.332 MDPL).
Puncak Piramid tidaklah luas seperti gunung-gunung lainnya.
Lebarnya kurang lebih hanya 5 meter dan hanya muat untuk beberapa orang saja.
Jangan pernah berpikir mendirikan tenda di puncak.
Resiko lainnya saat hujan rawan tersambar petir.
Dari puncaknya kita bisa melihat pemandangan kota Bondowoso dari atas.
Trek menuju puncak terbilang ekstrim dengan kemiringan 45 - 80 derajat.
Jalur yang lebarnya tak sampai satu meter ini berbahaya karena kanan-kiri punggungannya merupakan jurang.
Oleh para pendaki jalur ini dijuluki punggung naga, ada juga yang menyebutnya Siratal Mutakim.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunTimur) (Kompas.com/Retia Kartika Dewi)