5 Bersaudara Ini Terpilih Jadi Anggota DPRD Hulu Sungai Selatan dari Partai Berbeda
Lima bersaudara menjadi anggota DPRD Kabupaten Hulu Sungai Selatan atau HSS, periode 2019-2024.
TRIBUNNEWS.COM, KANDANGAN- Lima bersaudara menjadi anggota DPRD Kabupaten Hulu Sungai Selatan atau HSS, periode 2019-2024.
Uniknya, lima bersaudara itu menjadi anggota DPRD HSS dari tiga partai politik berbeda. Tiga orang dari Nasdem, dua orang lagi maju dari Golkar dan PKB.
Kelima bersaudara yang menjadi anggota DPRD HSS tersebut dilantik pada Senin ( 12/8/2019) di Gedung DPRD HSS.
Sebanyak 30 kursi legislatif di Kabupaten berjuluk Bumi Antaludin tersebut, lima kursi di antaranya diraih oleh lima bersaudara, yaitu empat saudara kandung dan satunya adalah saudara ipar.
Mereka adalah, kakak beradik dengan urutan, Rodi Maulidi dari Partai Nasdem sedangkan adiknya Yuniati dari PKB.
Selanjutnya Muhlis Ridhani dari Partai Golkar, Risma Fakhriatni dari Nasdem, serta adik ipar mereka Surya Rizani juga dari Nasdem.
Baca: Relawan Jokowi Usulkan Nama Ini untuk Masuk Kabinet Kerja Jilid II
Tiga di antara lima bersaudara itu bahkan legislator wajah lama.
Yuniati sudah pernah menjabat anggota dewan sebelumnya dua periode.
Kakak dan adik Yuniati, Rodi dan Muhlis sebelumnya sudah menyelesaikan satu periode.
Adapun Surya dan Risma "pendatang baru" di dewan HSS.
Usai dilantik dan diambil sumpah sebagai anggota legislatif, kelima bersaudara itu terpantau banjarmasinpost.co.id
terlihat kompak berfoto bersama, dan selfi di ruang sidang, tempat pelantikan.
Mereka pun tersenyum lepas dan saling mengucapkan selamat.
Baca: Sistem Pertanian Online Terpadu Milik Kementan Fasilitasi Produsen Benih Hingga Eksportir
Lalu apa yang memotivasi lima bersaudara itu menjadi wakil rakyat dan bagaimana bisa meraih suara masyarakat untuk duduk di kursi DPRD tersebut?
Muhlis, mewakili saudara-saudaranya mengatakan, selain ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat, juga ingin mereka bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam menyuarakan kepentingan masyarakat HSS.
Meski pilihan wadah tempat berpolitik berbeda-beda, menurut Mukhlis, tujuan mereka sama saja."Kadang, karena kepentingan politik masing-masing partai kami beda, ada kalanya memang sikap kami dalam memandang sesuatu juga dari sudut pandang berbeda. Itu hal yang wajar."