Rusuh di Papua
Sertu Rikson yang Gugur di Deiyai Papua Ternyata Tak dibekali Senjata dari Kodam II Sriwijaya
Fakta terbaru mengenai gugurnya Sertu Anumerta Rikson Edi Chandra terungkap, ternyata korban tak dibekali senjata saat bertugas.
Penulis:
Arif Tio Buqi Abdulah
Editor:
Gigih
Sertu Rikson yang Gugur di Deiyai Papua Ternyata Tak dibekali Senjata dari Kodam II Sriwijaya
TRIBUNNEWS.COM - Fakta terbaru mengenai gugurnya Sertu Anumerta Rikson Edi Chandra terungkap, ternyata korban tak dibekali senjata saat bertugas.
Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) Kodam II Sriwijaya Brigjen Syafrial menjelaskan, Sertu Rikson ditugaskan untuk melakukan Operasi Satuan Tugas Teritorial (Satgaster) yang dilakukan oleh seluruh Kodam yang ada di Indonesia untuk memperkuat pertahanan di kawasan perbatasan timur.
Sertu Rikson merupakan prajurit yang berasal dari Batalyon Kavaleri 5 kota Prabumulih yang turut dalam prajurit yang dikirimkan Kodam II Sriwijaya bersama 85 prajurit lainya.
Sebanyak 85 prajurit yang dikirim itu di tempatkan di tiga wilayah, yakni Kodam 16 Patimura yang membawahi wilayah Maluku, Ambon, dan Maluku Utara. Kodam 17 Cendrawasih Papua, dan Kodam 18 Papua Barat.
Rikson ditempatkan di Kodam 17 Cendrawasih bersama tiga anggota dari Kavaleri 5 kota Prabumulih.
"Seluruh prajurit Kodam II Sriwijaya yang dikirim tidak dibekali senjata saat berangkat. Kita belum tahu apakah kodam wilayah sana membekali atau tidak (senjata)," ujar Brigjen Syafrial seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca: Kodam Sriwijaya Gelar Upacara Penghormatan Militer Serda Rikson yang Gugur dalam Kerusuhan Deiyai
Kepala Staf Daerah Militer (Kasdam) Kodam II Sriwijaya Brigjen Syafrial menjelaskan, Sertu Rikson ditugaskan untuk mengawal aksi demo bersama prajurit yang lainnya.
"Kita di sana persuasif tidak bersenjata. Tapi pendemo sangat berutal, mereka menggunakan panah dan parang serta senjata tradisional menyerang korban," kata Syafrial.
Mengenai kabar dirampasnya senjata milik TNI, Syafrijal mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Kemananan, Wiranto telah mengimbau kepada petugas keamanan untuk tidak melakukan tindakan kekerasan dan mengedepanan unsur persuasif secara terukur.
Wiranto mengatakan akan menindak tegas aparat keamanan yang yang melakukan tugas dengan menggunakan kekerasan diluar batas.
“Dalam mengamankan aksi demo aparat sudah diinstruksikan untuk tidak represif, melakukan tindakan persuasif terukur. Tapi jangan kemudian digunakan untuk mencelakakan aparat, diparang dan dipanah, tidak manusiawi, saya yakin yang lakukan itu bukan pendemo,” ungkap Wiranto.
Baca: Aparat dan Senjata Jadi Incaran Perusuh? Bukti Serda Rikson Tewas saat Jaga Senjata Rusuh di Papua
Sebelumnya diberitakan, Kontak senjata dalam aksi kerusuhan terjadi melibatkan aparat TNI-Polri dan massa pengunjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua Rabu (28/8/2019).
Ini merupakan aksi lanjutan yang dilakukakan masyarakat setempat dalam menyikapi insiden rasial terhadap mahasiswa di Surabaya.