Minggu, 28 September 2025

Mahasiswa S2 ITB yang Tewas Gantung Diri Dikenal Pintar dan Berprestasi

Muhtar Amin mahasiswa S2 jurusan Mikro Elektronik ITB berasal dari Kelurahan Cangkol, Mojolaban Sukoharjo ditemukan tewas bunuh diri dikamar kos.

Editor: Hasanudin Aco
Kolase Tribun Video
Ilustrasi 

Obat-obatan yang didapat dari sebuah rumah sakit tersebut diperuntukkan untuk pasien penderita depresi.

"Ada bukti baru, ada obat (untuk) depresi satu sachet. Obatnya didapat sekitar sebulan ke belakang," ujar dia.

Baca: Ketua RT Beberkan Fakta Mengejutkan Tentang Sosok Mahasiswa S2 ITB yang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Diketahui Muhtar Amin sempat menuliskan berapa cerita mengenai kehidupan pribadi dirinya.

Ia banyak menuliskan mengenai kesepian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaiman dituliskan TribunBogor, Muhtar Amin sempat mendatangkan psikolog untuk konsultasi mengenai masalah depresi yang dialaminya.

"Depresi. Aku pernah merasakan depresi. April 2018 lalu aku ke psikolog mengikuti konseling karena depresi. Aku merasakan depresi dan terus berpikir untuk bunuh diri," tulisnya.

Namun setelah konsultasi ke psikolog, Muhtar Amin merasa tak sedepresi dulu.

Namun ia mengaku tidak tahu jika suatu saat nanti ia malah nekat bunuh diri dengan cara melompat dari gedung, gantung diri, atau mengiris urat nadi di tangannya.

"Aku sudah tidak merasa sesedih April 2018 lalu. Namun bagaimana aku bisa tahu? Bagaimana aku tahu kalau nanti malam, atau besok, atau lusa aku tidak akan melompat dari gedung atau menggantung diri atau memutus nadi. Bagaimana aku bisa tahu?

Aku tidak tahu," tulis Muhtar Amin.

Baca: Mahasiswa S2 ITB Gantung Diri di Kamar Kos, Ditemukan Surat Kontrol dari RS, Ada Keterangan Depresi

Selama ini, Muhtar Amin dikenal sosok yang pandai, hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni dan Komunikasi ITB, Miming Raharja seperti diberitakan Tribun Jabar.

Miming mengungkapkan bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) pada studi di S2-nya, Muhtar Amin hampir selalu mendapat nilai yang sempurna.

"IPK S2 (Pascasarjana) almarhum juga mencapai 3.88 skala 4.0, anaknya pandai dan sangat rajin ya. Luar biasa itu IPK-nya, A semua hampir 4.0," ucap Miming.

Bahkan sejak SD, Muhtar Amin sudah mengikuti Olimpiade Sains Nasional di bidang IPA.

Karena prestasi itu akhirnya Ia mendapatkan beasiswa di SMP di Semarang dan melanjutkan SMA di Turki.

"S1 di ITB angkatan 2014 dan S2 di ITB juga, dia angkatan 2018, kira-kira baru semester dua. Jadi, dalam konteks kinerja belajar mestinya tidak ada masalah, karena baik-baik saja ya," ujar dia.

(Tribunnews.com/tio)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan