Pascarusuh Wamena, Harga Makanan Mahal, 1 Ekor Ayam Rp 600 Ribu, Penyet Lele Rp 80 Ribu
Kondisi ekonomi di Wamena mulai pulih, tapi harga makanan masih mahal. Seperti penyet lele Rp 80 ribu.
Editor:
Sugiyarto
Pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos), Lanud dengan Pemprov mengenai perkembangan masyarakat warga Jatim yang ada Wamena.
"Untuk di sana sendiri Wamena ada koordinasi harian yang di situ ada pemerintah dan LSM lokal, masyarakat, mereka koordinasi harian," jelas Kholaf, Sabtu, (5/10/2019).
"Pemprov melalui dinsos, mengantarkan dan mendata masyarakat pulang kemana-kemana. Kita ambil peran di situ. Sampai ke dinsos Kecamatan atau kabupaten itu yang kita lakukan," jelas Kholaf,
Dia menambahkan seluruh elemen masyarakat ikut berperan membantu pemulihan dalam perkara ini.
Karena baginya kasus di Wamena belum bisa dikatakan selesai.
"Ini belum selesai, masih ada peran dari warga yaitu sisi psikologi dan juga ekonomi. Karena mereka pulang dari Wamena tanpa membawa apa-apa. Itu yang perlu kita perhatikan," pesannya.
Kholaf pun mengimbau masyarakat untuk terus membantu, terlebih dalam hal menyaring informasi.
"Kami mengimbau masyarakat atau semua elemen untuk menyaring berita yang sifatnya provokasi.
Karena kita akan terus menyiarkan perdamaian. Wamena damai, Papua damai dan sebagainya," ucap Kholaf.
"Selain itu terhadap Pemprov yang warganya pulang, bahwa ada PR selanjutnya penanganan psikososial dan juga ekonomi masyarakat tersebut," tutupnya.
Kisah Nurul Hayat Mendampingi Warga Jatim di Ambon dan Wamena
Melalui program Sigap aksi tanggap bencana, Nurul Hayat turut mendampingi dan menyalurkan bantuan untuk warga Jatim yang saat iniberada di Ambon dan Wamena.
Kholaf Hibatulloh, selaku Direktur Program Nurul Hayat, sebagai lembaga amil zakat membeberkan situasi terkini dari wilayah terdampak gempa di Ambon, dan wilayah terdampak krisis sosial Wamena.
"Dengan ribuan pengungsi itu petugas di sana sangat sedikit.
Sehingga kami mengambil sisi di mana yang kekurangan itu.