Jumat, 12 September 2025

Alasan Orang Mau jadi Pengikut Keraton Agung Sejagat, Pengamat Sebut Ada Unsur Cari Sensasi

Pengamat ikut berkomentar terkait alasan orang-orang mau menjadi pengikut keraton agung sejagat yang menghebohkan masyarakat.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
INSTAGRAM/@hrhtoto
Inilah foto dan sosok Sinuhun Totok Santosa, pria yang mendirikan Kerajaan Agung Sejagat dan gegerkan Purworejo. 

Bani mengatakan nasib dari Keraton Agung Sejagat bisa sama.

"Mungkin nasibnya akan sama jika nanti berkembang sampai meresahkan masyarakat."

"Sedangkan mereka hanya 400-an orang yang tidak mungkin melawan seluruh rakyat Indonesia," tambah Bani.

Hingga kini Keraton Agung sejagat masih ramai diperbincangkan publik.

Bani juga mengatakan sudah ada keberatan terkait kelompok itu dari masyarakat.

"Saya sempat mendengar juga masyarakat Purworejo itu keberatan."

"Hal itu terkait dengan keyakinan masyarakat yang rata-rata muslim," ujar Bani yang juga menjadi Guru Besar Ilmu Budaya di Universitas Sebelas Maret (UNS).

Seperti diketahui Keraton Agung Sejagat kerapkali melakukan ritual 'kerajaan'.

"Misalnya mereka melakukan suatu ritual-ritual yang mencerminkan suatu tradisi kesyirikan hal itu akhirnya menimbulkan kemarahan dan menganggu masyarakat," tegas Bani.

Aktivitas Keraton Agung Sejagat menurut warga

Menurut penuturan warga, area rumah atau yang disebut keraton kerap melakukan aktivitas budaya.

Keramaian warga saat mengunjungi Kerajaan Keraton Agung Sejagat, pada Selasa (14/1/2020).
Keramaian warga saat mengunjungi Kerajaan Keraton Agung Sejagat, pada Selasa (14/1/2020). (TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Awalnya, warga sekitar tak menaruh curiga dengan keberadaan bangunan tersebut.

Seorang warga bernama Sumarni (53) yang rumahnya dekat dengan Keraton Agung Sejagat mengatakan, ia mendengar akan ada museum di lokasi tersebut.

"Akan ada semacam museum, ada berbagai macam kesenian lainnya. Sehingga masyarakat sekitar makmur karena ada wisatawan akan datang," katanya, dikutip dari Tribun Jateng.

Menurut Sumarni, awalnya kerajaan tersebut merupakan komunitas yang kerap mencairkan dana pemerintah.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan