Keraton Agung Sejagat
Trik Ganjar Pranowo Agar Lokasi Keraton Agung Sejagat Bikin Untung Warga dan Eks Pengikutnya
Lokasi Keraton Agung Sejagat tak akan lenyap setelah Sang Raja, yakni Totok Santoso dan permaisurinya Fanni Aminadia, diamankan pihak berwajib.
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM - Lokasi Keraton Agung Sejagat tak akan lenyap setelah Sang Raja, yakni Totok Santoso dan permaisurinya Fanni Aminadia, diamankan pihak kepolisian dengan tuduhan penipuan.
Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Purworejo, justru bakal dijadikan sebagai destinasi wisata baru di Jawa Tengah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bahkan sudah menyiapkan nama untuk lokasi wisata baru ini.
Dalam wawancara bersama Kompas TV, Ganjar Pranowo menuturkan kasus ini tidak perlu ditanggapi dengan berlebihan.
Kasus mengenai Keraton Agung Sejagat hanya terbatas pada tindak penipuan yang dilakukan yang telah terendus oleh pihak kepolisian.
Baca: Ganjar Pranowo Pernah Balas Pesan Ratu Keraton Agung Sejagat : Belum Dijawab, Dia Ditangkap
Baca: Cuma Teman dengan Toto Santoso, Fanni Aminadia Nyatanya Pernah Hamil, Janin Dikubur di Kontrakan
Baca: Permaisuri Keraton Agung Sejagat Tulis Surat Terbuka di Instagram
Sehingga, Ganjar menyarankan pada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir.
"Enggak enggak, saya sih tidak melihat ini sesuatu yang berlebihan," ungkap Ganjar.
"Ada motif-motif tertentu dengan indikasi mereka menipu, menjanjikan, dan hari ini terbongkar sudah sampai di situ saja," lanjutnya.
Kemudian Ganjar menuturkan, akan membiarkan beberapa bangunan dan barang milik Kerajaan Keraton Agung Sejagat.
Nantinya, bangunan tersebut akan diambil oleh desa setempat dan akan dijadikan tempat wisata.
Baca: Pendiri Kesultanan Selaco, Rohidin: Sudah 74 Tahun Pemerintah Indonesia Tak Lestarikan Makam Leluhur
Dalam kesempatan itu, Ganjar menyebutkan akan memberi nama untuk bangunan Keraton Agung Sejagat adalah 'Keraja-rajaan'.
Ganjar menjelaskan, akan merancang ulang dan dibuat semenarik mungkin.

Diharapkan akan menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Selain itu, Ganjar juga mengatakan para wisatawan yang datang diperbolehkan untuk menggunakan baju-baju ala sebuah kerajaan.
"Maka saya bilang ini situsnya tetap aja, nanti diambil oleh desa," jelas Ganjar.
"Terus saya kasih nama 'Keraja-rajaan'. Kalau ada keraja-rajaan, nanti orang bisa wisata, malah jadi tempat wisata menarik."
"Kita desainkan bagus, nanti orang yang datang boleh pakai baju itu," imbuhnya.
Pengikut bisa sewakan kostum
Setelah menjadi wisata baru, Ganjar Pranowo justru yang mewadahi para korban yang sebelumnya menyetorkan uang untuk keraton abal-abal ini.
Mereka nantinya diperbolehkan untuk menyewakan baju yang sudah didapat untuk para pengunjung.
Keuntungan dari penyewaan ini bisa diambil oleh mereka sendiri.
"Gak usah marah, gak usah teriak-teriak, gak usah khawatir.
Karena sesungguhnya pandangan netizen, pandangan masyarakat melihat ini malah malah menertawakan, lucu-lucu saja," kata politikus PDI Perjuangan ini.
Baca: Raja Keraton Agung Sejagat Disebut Pernah Jadi Gubernur Jenderal di Sunda Empire
Diakui Ganjar, para pengikut yang menjadi korban, tergiur dengan bujuk rayu Totok dan Fanni yang menyebutkan akan memberikan gaji dalam bentuk mata uang dollar.
Tak hanya itu, para pengikut yang diminta untuk menyetorkan sejumlah uang akan mendapatkan satu jabatan tertentu.
Tiga harapan itu yakni ingin mendapatkan status sosial yang lebih tinggi hingga motif soal ekonomi.
Ganjar juga mengatakan para korban mungkin tergiur dengan pekerjaan yang ada di dalam Kerajaan Keraton Agung Sejagat itu.
Para pengikut yang juga menjadi korban berharap dengan bergabung dengan Keraton Agung Sejagat akan menaikkan tingkatnya dalam bermasyarakat.
"Ada harapan baru yang mungkin dia inginkan, satu mungkin ada status sosial, dua motif ekonomi," terang Ganjar.
"Tiga mungkin dia akan mendapatkan semacam pekerjaan yang ada di sana."
"Sehingga, di masyarakat dia akan lebih terpandang, bisa jadi," imbuhnya.
Meski demikian, Ganjar menyayangkan sejumlah masyarakat yang tertipu oleh Totok dan Fanni.
Ganjar menjelaskan, korban memiliki tingkat kemelekan yang rendah.
Sehingga, tidak melakukan pengkajian ulang terkait adanya kerajaan yang bernama Keraton Agung Sejagat.
Ganjar juga mengatakan seharusnya masyarakat dapat bertanya dengan instansi pemerintah terkait adanya kerajaan semacam itu.
"Tapi ini tentu karena literasinya rendah, karena tidak melakukan check dan recheck," jelas Ganjar.
"Tidak bertanya kepada kami mungkin pemerintah," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul AKHIRNYA Keraton Agung Sejagat Akan Jadi Wisata Baru, Namanya 'Keraja-rajaan', Korban Dapat Untung