Tragedi Susur Sungai
Jasad Dua Korban Terakhir Ditemukan Sekitar 700 Meter dari TKP
Lokasi penemuan ini berada sekitar 400 hingga 700 meter dari tempat kejadian perkara kecelakaan air bah yang menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi.
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Dua jenazah korban insiden susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi akhirnya ditemukan pagi ini, Minggu (23/2/2020).
Dua korban ini ditemukan mengambang di DAM Dukuh, Donokerto, Turi.
Korban pertama ditemukan sekitar pukul 05.00 WIB, sedangkan korban kedua ditemukan pukul 07.15 WIB.
"Posisi kedua jenazah sama waktu ditemukan, kemungkinan awalnya ndelik (sembunyi) di balik fondasi DAM," ucap personel SAR MTA Yogyakarta, Gandung Kusmardana saat ditemui di posko utama di Lembah Sempor.
Lokasi penemuan ini berada sekitar 400 hingga 700 meter dari tempat kejadian perkara kecelakaan air bah yang menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020) sore.
Keduanya dibawa ke RS Bhayangkara Yogyakarta untuk identifikasi.
Dengan demikian seluruh korban insiden ini telah ditemukan.
Rencananya operasi pencarian oleh tim SAR gabungan akan ditutup hari ini.
Informasi yang dihimpun Tribunjogja.com menyebutkan, tim gabungan melakukan pencarian mulai pukul 05.00 WIB.
Korban terlihat mengambang pada jarak 400 meter di sungai dengan kedalaman 2 meter kemudian berhasil dievakuasi.
Baca: Real Madrid Dikalahkan Levante, Sergio Ramos Kritik Kepemimpinan Wasit
Baca: Kisah Pilu Khoirunisa yang Dimakamkan Tepat di Hari Ulang Tahunnya, Saat Hidup Ingin Hadiah Buku
"Anggota yang dikerahkan mencapai 249 orang dengan beberapa pembagian tim," kata Ketua Barsarnas Yogyakarta, Wahyu Efendi, dikutip Tribunjogja.com dari wawancara Kompas TV.
Sedangkan hasil update operasi SAR yang dirilis TRC BPBD DIY pada pukul 07.38 WIB menyebutkan:
Keduanya ditemukan di Dam Mantras, Dukuh, Donokerto.
Detail informasi menunggu identifikasi DVI dan laporan resmi Posko SAR Gabungan.

Update Ops SAR:
- 05:10 1 korban ditemukan
- 07:12 1 korban ditemukan
Semoga Tuhan meridhoi kerja kemanusiaan kita semua."
Cindy Terus Menetaskan Air Mata
Sehari sebelumnya, keluarga korban masih menanti kabar terbaru anggota keluarganya yang belum ditemukan.
Hingga Sabtu (22/2/2020) siang, keluarga Zahra Imelda tak beringsut dari Puskesmas Turi, Sleman.
Baca: Facebook Berencana Bayar Data Pribadi Pengguna, Termasuk Rekaman Suara
Baca: Lokasi Banjir Jakarta Tersebar di 36 Kelurahan: Menteng, Rawamangun, Ragunan hingga Cililitan
Zahra merupakan siswi siswi kelas 7 SMPN 1 Turi yang menjadi korban Susur Sungai Sempor, Jumat sore.
Hingga kemarin malam, Zahra belum ditemukan.
Delapan teman Zahra sudah ditemukan tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia.
Indosuryo Hardiansyah yang merupakan paman Zahra, sejak Jumat malam berada di puskesmas untuk mencari kepastian informasi tentang keponakannya.

Sabtu dini hari, ayah Zahra datang dari Surabaya Mata sang ayah sembab, sedih.
Sesekali dia menyeka air mata lalu kembali menatap layar ponselnya.
Kakak Zahra, yakni Cindy pun terus meneteskan air mata. Cindy, kemudian menunjukkan foto Zahra dari layar ponselnya.
"Ini mukanya (Zahra), dia anaknya agak kecil, hitam manis dia," katanya.
Baca: Jakarta Banjir Lagi, 55 RW hingga Rel KRL Terendam Air
Baca: Kesaksian Siswi SMPN 1 Turi Selamat: Sempat Selamatkan 3 Temannya Sebelum Akhirnya Hanyut
Ayah, kakak, dan beberapa kerabat lain masih menunggu kepastian informasi tentang Zahra di Puskesmas Turi.
Sementara, sang ibunda menunggu di rumah.
Menurut Indosuryo, sang ibu terus-menerus menangis di rumah.
"Ibunya nangis terus, di rumah. Tadi juga telepon, tanya-tanya. Ya, semoga cepat ketemu," katanya penuh harap.
Di SMPN 1 Turi Sleman, kemarin begitu ramai.
Namun tak tampak satu pun siswa. Kegiatan belajar mengajar diliburkan.
Mereka yang ada di sekolah para guru, orang tua siswa, tetangga korban susur sungai, polisi, tim relawan dan tim psikologi.
Di samping tiang bendera di halaman sekolah berjejer karangan bunga belasungkawa.
Baca: Jangan Biarkan Gundul, Begini Tips Merawat Ban Sepeda Motor
Baca: Liga Italia dalam Ancaman Virus Corona: Serie B & Lega Pro Resmi Hentikan Pertandingan
Makwan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD menerangkan, korban luka-luka yang menjalani rawat inap hingga saat ini berjumlah dua orang, sedangkan 22 orang menjalani rawat jalan.
Rini Antari, warga Garongan yang merupakan orang tua siswa, Heksa Putranti mengaku berjaga di sekolah pagi kemarin.
Sedang putrinya yang Jumat (21/2/2020) sempat ikut terseret arus deras sungai, sedang melayat ke rumah teman-temannya.
"Saya nungguin anak saya. Katanya nanti balik ke sekolah dulu. Saya cuma pesan jangan jauh-jauh perginya," tutur dia.
Dengan mata berkaca-kaca, Rini menceritakan kepada Tribun Jogja tentang peristiwa nahas kemarin.
Putri bungsunya itu kemarin izin kepada Rini dan suami berkata akan mengikuti kegiatan Pramuka pada sorenya.
Pukul 11.00 WIB Heksa sempat pulang ke rumah setelah kegiatan sekolah selesai.
Kemudian, kembali ke sekolah pukul 13.00 untuk mengikuti Pramuka.
Baca: Seorang Guru Olahraga Sekaligus Pembina Pramuka Tersangka Kasus Susur Sungai
Baca: Lokasi Banjir Jakarta Tersebar di 36 Kelurahan: Menteng, Rawamangun, Ragunan hingga Cililitan
"Siang itu langit di utara sudah gelap. Suami saya bilang ke anak tidak usah ikut Pramuka karena sepertinya akan hujan. Saya waktu itu enggak tahu kalau ada kegiatan di sungai, saya kira di sekolah saja. Saya izinkan anak pergi karena ekskul Pramuka kan sekarang wajib," ujar Rini.
Sampai hujan turun setelah asar, Rini tidak berpikir apa pun. Sekitar pukul 16.30 barulah Rini dipanggil ibunya (nenek Heksa).
"Saya dimarahin ibu saya, katanya ini (di media) anak-anak SMP pada hilang, pada meninggal," kata Rini.

Trauma
Langsung setelah itu Rini beranjak ke sekolah untuk menjemput sang anak.
Di sekolah, sudah banyak orang tua yang menangis dan mencari anaknya masing-masing.
Rini langsung menemui anaknya yang menunggu di kelas 8D.
"Setelah ketemu langsung saya bawa pulang karena kondisinya basah kuyup," terang Rini.
Baca: Polisi Tetapkan 1 Guru SMPN 1 Turi Sebagai Tersangka Tragedi Susur Sungai yang Tewaskan 8 Murid
Baca: Peluk Ibu Mertua, Tangis BCL Pecah Ziarah di Hari Ke-4, Unge Berlutut di Makam Ashraf Sinclair
Di rumah, setelah bersih-bersih diri dan istirahat, Rini mengatakan Heksa tidak bisa cerita banyak.
"Eggak usah cerita, Ma. Aku takut," ujar Heksa kepada Rini.
Rini menjelaskan anak bungsunya itu seperti mengalami trauma.
Namun, sang anak sempat bercerita bahwa ketika kejadian, dia sedang bergandengan tangan dengan teman-temannya di tengah sungai.

Sejurus kemudian ada arus deras dari atas. Heksa sempat terbawa arus dan tenggelam.
Namun, kakinya terjepit di sebuah batu dan dirinya berhasil selamat.
"Sangat disayangkan karena seperti enggak mengenal wilayah dan kondisi (cuaca). Enggak ada koordinasi dengan orang tua dan pihak terkait," ujar Rini.
Dia melanjutkan, jika hujan seharusnya sekolah cukup mengadakan kegiatan di sekolah dan lingkungan yang aman. (Tribunjogja.com | Air/uti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Dua Jenazah Terakhir Siswa SMPN 1 Turi Korban Susur Sungai Ditemukan 700 Meter dari TKP Laka Air