Selasa, 2 September 2025

pembunuhan di Tasikmalaya

Perasaan Wati Tiap Kali Lewat Gorong-gorong Tempat Jasad Anaknya Dibenamkan Oleh Suami

Wati Candrawati (46), ibu kandung Delis Sulistina (13), mengaku kini jarang sekali melintasi jalan di depan sekolah anaknya, SMP Negeri

Editor: Hendra Gunawan
Firman Suryaman/Tribun Jabar
Gorong-gorong depan SMP Negeri 6, Kota Tasikmalaya, masih dibiarkan seperti semula dan hanya ditutupi papan tripleks bekas, Jumat (28/2/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA -- Wati Candrawati (46), ibu kandung Delis Sulistina (13), mengaku kini jarang sekali melintasi jalan di depan sekolah anaknya, SMP Negeri 6, Kota Tasikmalaya.

Diketahui, Delis ditemukan tewas dalam gorong-gorong di depan SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.

"Kalau melintas di depan sekolah, hati saya suka tersayat karena mata pasti melirik ke arah gorong-gorong, tempat jenazah Delis ditemukan," ujar Wati yang ditemui, Jumat (28/2/2020) petang.

Lokasi rumah Wati di Kampung Sindangwangi, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, memang hampir bersebelahan dengan letak sekolah di Jalan Cilembang walau beda kecamatan.

Jika Wati menuju kota, pasti akan melewati gorong-gorong tempat putrinya ditemukan tewas itu.

Baca: Kata Menag Fachrul Razi soal WNI yang Batal Umrah: Pasti Akan Diberangkatkan Setelah Ada Kepastian

Baca: Suami Lumpuh, Wanita di Langsa Ini Tinggalkan Anak balitanya di Jalanan

Baca: Sandra Dewi Unggah Foto Dirinya Naik Jet Pribadi, Intip Penampakan Mewah Bagian Dalamnya

Pantauan Tribun Jabar, kondisi gorong-gorong di depan SMP Negeri 6 itu hingga kini masih dibiarkan seperti semula.

Lubang yang dibuat secara darurat untuk mengevakuasi jasad Delis tampak masih bolong.

Warga berinisatif menutup lubang gorong-gorong dengan papan tripleks bekas.

Bunga berwarna merah tampak bertaburan di atas tripleks tersebut, sehingga menarik perhatian pengendara yang melintas.

Wati Fatmawati (46), ibunda mendiang Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang jenazahnya ditemukan di dalam gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020). (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)
Wati Fatmawati (46), ibunda mendiang Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang jenazahnya ditemukan di dalam gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020). (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA) (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

"Kalau hendak keluar rumah saya selalu menghindari lokasi itu tapi sesekali terpaksa melintas jika ada perlu ke arah kota. Hati suka perih, terbayang tubuh Delis dimasukkan paksa ke sana," kata Wati.

Wati mengharapkan pihak pemerintah segera memperbaiki kembali gorong-gorong sepanjang sekitar lima meter itu.

"Saya minta segera dipugar. Pokoknya kalau bisa dipugar total sehingga bekas jejak-jejak keberadaan tubuh Delis di sana sudah tidak ada," kata Wati.

Tangkap Ayah Delis

Sebelumnya diberitakan, satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap misteri kematian siswi SMP yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong sekolah, Kamis (27/2/2020).

Siswi bernama Delis itu ternyata korban pembunuhan oleh ayahnya sendiri.

Pengungkapan kasus ini berawal dari temuan jejak sepatu korban dan sandal pelaku di lokasi kejadian saat proses penyelidikan.

"Kasus ini terungkap berawal dari temuan jejak sepatu korban dan sandal pelaku di lokasi kejadian," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat konferensi Pers di kantornya, Kamis (27/2/2020).

Anom menambahkan, pelaku sebelumnya sudah dimintai keterangan oleh kepolisian sampai tiga kali selama penyelidikan sebulan ini.

Seorang pelajar melintas di lokasi ditemukannya jasad Delis (13) yang dipenuhi taburan bunga, di atas gorong-gorong depan sekolahnya, SMP Negeri 6, Jalan Cilembang, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/1/2020).
Seorang pelajar melintas di lokasi ditemukannya jasad Delis (13) yang dipenuhi taburan bunga, di atas gorong-gorong depan sekolahnya, SMP Negeri 6, Jalan Cilembang, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/1/2020). (Tribun Jabar/Firman Suryaman)

Namun, pelaku saat itu menyangkal bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan anaknya sendiri.

"Sebelumnya menyangkal terus, sudah tiga kali diperiksa pelaku oleh kepolisian. Sampai akhirnya kita temukan bukti-bukti lengkap dan membawa pelaku ke lokasi kejadian sampai akhirnya mengakui perbuatannya," kata Anom.

Fakta demi fakta mulai terungkap pada kasus siswi yang ditemukan tewas di dalam gorong-gorong sekolah.

Diketahui, Delis ternyata tewas setelah dibunuh oleh Budi Rahmat (45), warga Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri.

Delis tewas dicekik ayahnya saat meminta uang sebesar Rp 400.000 untuk biaya studi tour sekolahnya ke Bandung.

Setelah membunuh anaknya, Budi pun menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolah.

"Motif menyembunyikan mayat korban untuk dikira anaknya meninggal karena kecelakaan," kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karbianto saat konferensi pers Kamis (27/2/2020).

Anom mengatakan, pelaku membunuh anaknya karena kesal dimintai uang. Pelaku sempat berupaya memberikan uang kepada korban Rp 200 ribu dan meminjam kepada bosnya Rp 100 ribu.

"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cek cok dengan pelaku. Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," katanya

Sebelumnya, Budi Rahmat (45), ayah yang tega membunuh anak kandungnya sendiri, Delis Sulistina (13), yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong SMPN 6 Tasikmalaya, terancam hukuman 20 tahun penjara.

Tersangka diduga sebagai pelaku berdasarkan hasil penyelidikan maraton dengan mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan bukti selama hampir sebulan pasca-penemuan mayat korban, Senin (27/1/2020) lalu.

"Pelaku terancam kurungan penjara selama 20 tahun. Pelaku melanggar Pasal 76c Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak di mana ancaman hukumannya adalah 15 tahun. Namun karena tersangka adalah ayah korban ditambah 5 tahun," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto kepada wartawan saat konferensi pers, Kamis (27/2/2020) siang, seperti dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, keterangan saksi-saksi dan bukti sesuai dengan hasil otopsi yang dilakukan Tim Forensik Polda Jabar di RSUD Soekardjo sehari setelah penemuan mayat korban, Selasa (28/1/2020).

Selain itu, pelaku juga mengakui perbuatannya.

"Hasil keterangan otopsi pun sesuai dengan hasil pemeriksaan saksi-saksi dan bukti yang dikumpulkan selama ini. Pelaku pun akhirnya mengakui perbuatannya," kata Anom.

Sebelumnya, Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, mengungkapkan, detik detik pelaku mengahabisi nyawa anak kandungnya.

Menurut Anom, pelaku emosi karena korban merengek minta uang untuk biaya tur studi (study tour) sekolahnya ke Bandung.

Korban dicekik sampai tewas oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya di sebuah rumah kosong dekat lokasi kerja pelaku.

"Korban tewas karena dicekik oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya sendiri saat mengaku kesal korban meminta uang untuk study tour," jelas saat konferensi pers di kantornya, Kamis (27/2/2020) siang, seperti dikutip dari Kompas.com.

Sebelum diketahui tewas, lanjut Anom, korban sempat cekcok dengan ayahnya di sebuah rumah kosong dekat tempat kerja pelaku.

Namun, pelaku kalap karena permintaan korban untuk biaya studi tur sebesar Rp 400.000 tak bisa terpenuhi.

Akhirnya pelaku menghabisi nyawa anaknya sendiri dengan cara mencekik leher.

"Korban minta uang Rp 400.000 tapi tak bisa dipenuhi oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya. Terlibat cekcok sampai pelaku emosi mencekik korban sampai tewas," tambah Anom.

Pelaku pun sempat membiarkan jenazah korban tergeletak di rumah kosong tersebut dan melanjutkan bekerja yang lokasinya tak jauh dari TKP pembunuhan.

Seusai pulang kerja, pelaku pun membawa jenazah anaknya tersebut memakai motor ke lokasi gorong-gorong sekolah korban.

"Setelah mengakui anaknya tewas, pelaku langsung membawa jenazah korban ke gorong-gorong sekolahnya sekaligus tempat penemuan mayat korban sebulan lalu," pungkasnya.

Sebelumnya, Misteri kematian Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya, akhirnya terungkap.

Pihak kepolisian memastian, pelaku pembunuhan tak lain adalah ayah korban sendiri yakni Budi Rahmat (45).

Lantas apa yang mendalangi, pelaku tega menghabisi nyawa anak kandungnya tersebut ?

Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, mengatakan, sesuai hasil penyelidikan, motif pelaku mengaku emosi saat korban meminta uang untuk acara studi tur ke Bandung yang akan dilaksanakan di sekolahnya.

Korban saat itu pergi ke lokasi kerja ayahnya tersebut hendak meminta uang memakai angkutan umum.

"Pelaku pun kalap dan membunuh korban di sebuah tempat rumah kosong," tambah Anom, Kamis (27/2/20200, seperti dikutip dari Kompas.com.

Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap misteri kematian Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya pada Senin (27/1/2020) lalu.

Polisi menyimpulkan bahwa Delis meninggal akibat tindak pidana kejahatan dan pelakunya adalah bapak kandung korban sendiri, Budi Rahmat (45), asal Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.

"Tersangka berinisial BR yang tidak lain bapak kandungnya sendiri," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (27/2/2020).

Anom mengatakan, penetapan tersangka ini sesuai hasil penyelidikan, keterangan saksi-saksi dan pengumpulan bukti-bukti.

Sampai bukti ahli dibutuhkan, yaitu hasil otopsi mayat korban oleh Tim Forensik Polda Jawa Barat.

"Penyelidikan secara maraton dilakukan, alhamdulilah sudah berhasil mengungkap kasus ini," tambah Anom.

Diberitakan sebelumnya, kasus ini bermula saat warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, digegerkan dengan temuan sesosok mayat perempuan tersembunyi di gorong-gorong depan gerbang sekolahnya di SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore.

Mayat tersebut saat ditemukan masih berseragam lengkap pakaian Pramuka berkerudung.

Di samping jenazah ditemukan tas sekolah berisi identitas serta buku-buku sekolah korban.

Tim Unit Identifikasi atau Inafis Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengevakuasi jenazah.

Mayat korban tersembunyi di bawah gorong-gorong. Polisi kemudian membongkar tembok beton saluran drainase tersebut.

Dalam buku-buku di tas berwarna pink dekat mayat tersebut tertera nama korban adalah Delis Sulistina, salah satu siswi Kelas VII D SMPN 6 Tasikmalaya.

(Firman Suryaman)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Tiap Melintas di SMP Negeri 6 Tasikmalaya, Wati Ingat Anaknya yang Ditemukan di Gorong-gorong

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan