Erupsi Gunung Anak Krakatau
Plt Bupati Lampung Selatan dan Kapolres Mendatangi Pos Pantau GAK di Desa Hargopancuran
Nanang melihat kondisi terkini aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang sempat mengalami dua kali letusan pada Jumat (10/4/2020) malam.
Editor:
Dewi Agustina
Meski demikian, aktivitas letusan pada kawah masih terjadi.
Aktivitas letusan GAK pada Jumat (10/4/2020) malam, sempat membuat warga di pesisir pantai Kecamatan Rajabasa khawatir.
Baca: FAKTA Jenazah Perawat Positif Corona Ditolak Warga di Semarang, Makam Dipindah, PPNI Turun Tangan
Apalagi sempat tercium aroma belerang yang cukup menyengat.
Sebagian warga pun sempat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Namun pada pagi ini, warga sudah kembali ke rumah mereka.
Aktivitas GAK Pagi Ini Relatif Stabil
Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di tengah Selat Sunda, kembali menunjukan adanya aktivitas letusan pada Jumat (10/4/2020) malam.
Dari data Badan Geologi, Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi Pos Pantau GAK, dari pantauan CCTV sempat terpantau adanya letusan strombolian menerus.
Teramati adanya dua kali letusan dengan tinggi kolom abu 200-500 meter dengan warna asap kelabu dan hitam dari atas kawah.
Baca: Polisi Amankan 14 Remaja di Makassar saat Sedang Pesta Seks
Asap kawah teramati memiliki intensitas sedang dan tebal. Juga teramati adanya asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian 50-100 meter
Penanggungjawab pos pantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Andi Suardi mengatakan dari data Magma VAR (Vulcanik Activity Report), ada 2 kali letusan dengan amplitudo 40 mm dan durasi 74 – 2.284 detik.
Juga teramati adanya gempa tremor harmonik sebanyak 5 kali dengan amplitudo 9-22 mm dan durasi 62 – 320 detik.
Lalu juga teramati gempa low frekuensi sebanyak 8 kali dengan amplitudo 5-10 mm dan durasi 7-18 detik.
"Juga tercatat ada gempa tremor menerus (mikrotremor) yang terekam 0,5 – 40 mm (dominan 40mm)," kata dia kepada Tribunlampung melalui pesan WA, Sabtu (11/4/2020).
Andi menambahkan, pagi ini aktivitas gunung api yang kini memiliki ketinggian 157 mdpl ini relatif stabil.