Virus Corona
Emil Dardak Ungkap Alasan Jawa Timur Alami Tambahan Corona Tertinggi: Kapasitas Testing Meningkat
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak ungkap alasan wilayahnya mengalami tambahan kasus corona tertinggi di Indonesia, yakni meningkatnya testing.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengungkapkan alasan wilayahnya mengalami tambahan kasus harian corona tertinggi di Indonesia.
Ia mengatakan, peningkatan kasus corona bersamaan dengan peningkatan kapasitas testing.
"Kami menaruh atensi yang besar mengeni perkembangan kasus yang terjadi."
"Peningkatan ini bersamaan dengan peningkatan kapasistas testing dan upaya penelusuran secara masif yang dilakukan di segala lini," ujar Emil dalam tayangan Youtube KompasTV, Kamis (28/5/2020).

Baca: Sebut Surabaya Bisa Jadi seperti Wuhan, Ketua Rumpun Gugus Tugas: Ini Tak Main-main, Harus Disiplin
Emil pun menyebut, tambahan kasus corona terjadi di wilayah urban yang menyumbang setengah perekonomian di Jawa Timur.
Di antaranya terjadi di wilayah Surabaya Raya seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, dan Mojokerto.
"Sebaran geografis kasus corona ini, sekitar lebih dari 55 persen kasus terfokus di satu wilayah saja."
"Kalau dipetakan ini terjadi di wilayah urban yang menyumbang sekitar 50 persen ekonomi di Jawa Timur," paparnya.
Emil pun menyebut kapasitas testing di Jawa Timur meningkat dari 1000 menjadi 1500 per hari.
Bukan hanya kapasitas testing saja yang meningkat, Emil mengatakan, ketersediaan reagen kit pun meningkat.

Baca: Corona di Jawa Timur: Disorot Jokowi hingga Warga Protes PSBB di Surabaya dan Minta New Normal
"Di Institute of Tropical Disease (ITD) Unair sudah ada support 10.000 PCR."
"Kita juga sudah kedatangan 2 alat mobile PCR untuk menambal permasalahan lab yang kapasitasnya berkurang," terang mantan Bupati Trenggalek ini.
Selain itu, Emil juga turut menanggapi pernyataan soal Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
Pernyataan tersebut datang dari Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi.
Menurut Emil, soal wilayah yang bisa menjadi Wuhan berlaku bagi semua daerah termasuk Sidoarjo, Gresik, dan Malang.

Baca: Komentar Rektor Unair Saat RS Universitas Airlangga Disebut Kewalahan Hadapi Pasien Corona
"Saya rasa ini berlaku untuk semua, jadi bukan hanya Surabaya saja, tetapi di Sidoarjo, Gresik, dan Malang."
"Cuma memang pada saat kita evaluasi kondisi Surabaya, Sidoarjo dan gresik berbeda," ujar Emil.
Menurutnya, kondisi epidemiologi di Gresik memberikan opsi untuk memperpanjang PSBB meski ada perkembangan yang cukup baik soal pasien PDP dan ODP.
Berbeda dengan Malang, Emil menuturkan, kondisi epidemiologinya dapat dikatakan terkendali sehingga tidak perlu melanjutkan PSBB.
Lebih lanjut, Emil pun mengingatkan agar masyarakat tidak berlega hati saat mengetahui tambahan kasus corona terjadi akibat penambahan testing.

Baca: Respons Pemko Surabaya Atas Cuitan Seorang Dokter Soal Buruknya Penanganan Pandemi Covid-19
"Pada saat testing mengungkap ada banyak kasus positif, ini bukan kemudian kita berlega hati, tetapi bayangkan ini seperti terminologi gunung es," paparnya.
Oleh karena itu, Emil pun tengah menyiapkan strategi khusus untuk PSBB tahap ketiga di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
"PSBB tahap ketiga ini dikembangkan konsep kampung tangguh."
"Jadi cek point ini bukan hanya di jalan arteri tetapi didesentraliasi ke lingkungan warga."
"Tujuannya supaya bisa mengefektifkan kedisiplinan warga," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)