Minggu, 14 September 2025

Harga Biji Bunganya Selangit, Tanaman Porang Jadi Harapan Warga Cikatomas di Masa Pandemi

Biji bunga yang siap bibit harganya sampai Rp 1,2 juta per kg, buah katak Rp 120.000 per kg,

Editor: Hendra Gunawan
Andri M Dani/Tribun Jabar
Petani menunjukkan umbi-umbian porang (Amorphophalus muelleri) yang dipanen di Blok Purut, Dusun Cikatomas, Desa Handapherang, Cijeungjing, Ciamis, Sabtu (30/5). Masyarakat di Blok Purut mulai banyak yang menanam porang karena potensinya menjanjikan secara ekonomi. 

Biji bunga yang siap bibit harganya sampai Rp 1,2 juta per kg, buah katak Rp 120.000 per kg, umbi basah untuk bibit Rp 60.000 per kg (rata-rata 5-6 umbi per kg).

Kini sudah banyak warga yang paham. Setiap hari ada saja warga yang “panen” porang di kawasan tempat pembuangan sampah yang berlokasi tebing Sungai Citanduy itu.

Mungkin di areal TPA itu tanaman porang tumbuh bertahun-tahun sehingga ada warga yang mendapat umbi porang yang beratnya sampai 7 kg.

Warga yang berburu porang itu juga membawa pulang untuk ditanam di kebun sendiri.

“Kebanyakan memang dijual untuk benih atau bibit. Cikatomas kini terkenal sebagai sumber benih porang di Ciamis. Dari berbagai daerah beli benih porang dari sini.

Saya sudah jual 1.000 benih ke Cidolog juga ke Cibeka. Mereka yang butuh benih porang datang langsung ke Cikatomas,” ujar Hendrawan menanam porang di atas lahan 60 bata (sekitar 840 meter persegi).

Pada awal Mei, Blok Purut melahirkan Perkumpulan Petani Porang Nusantara (PPPN) DPC Ciamis. Ketuanya, Tofan Nugraha (38), petani porang juga tengah mempersiapkan lahan 300 bata untuk tanaman porang.

Di pekarangan 6 x 6 meter dengan jarak tanam 30 cm, tanaman porang dalam setahun bisa menghasilkan 600 kg umbi porang. Dengan harga porang Rp 5.000 per kg basah, dalam setahun bisa menghasilkan sekitar Rp 3 juta.

“Tak perlu kemana-mana tak perlu susah-susah, halaman indah porang tumbuh seperti bunga. Uang pun dapat. Itu hanya di pekarangan.

Coba kalau dikelola serius di kebun yang luasnya sampai satu hektare yang ditanami sekitar 40.000 tanam porang.

Sekali panen (2 tahun) bisa menghasilkan Rp 400 juta dengan biaya produksi sekitar Rp 150 juta mencakup untuk benih, tenaga kerja, dan pupuk kompos. Jadi, memang menjanjikan,” kata Tofan.

Porang telah menjelma menjadi tanaman bernilai ekonomis tinggi yang banyak manfaat. Menurut Tofan setidaknya ada 25 produk olahan porang.

Berupa tepung, chip (serpihan umbi porang yang sudah dikeringkan), pati, serat, pasta, dibuat aneka kue, mie, snack, kalogen, antikolesterol, surfaktan, bahan baku farmasi, kosmetik, pembalut, kompos, pakan, pasta lem pesawat dan banyak lagi bentuk olahan lainnya.

“Semuanya berupa bahan baku industry maupu usaha aneka pangan. Jadi umbi porang memang tidak bisa dijual ke pasar biasa, ada pasar khusus industri,” katanya.

Ditengah pandemic Covid-19 yang membuat ekonomi terguncang dan menganjurkan setiap orang tinggal di rumah, menurut Tofan, bercocok tanam porang bisa sebagai salah satu solusi untuk menambah penghasilan masyarakat karena ekonomi terguncang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan