Minggu, 7 September 2025

Helikopter Jatuh di Sleman

TNI AD Datangkan Teknisi Asal Rusia, Investigasi Penyebab Jatuhnya Helikopter MI-17

Sampai Minggu hari ini, kotak hitam atau black box dari helikopter nahas tersebut sudah diambil.

Editor: Dewi Agustina
Tribunjogja.com/Miftahul Huda
Komandan Puspenerbad TNI AD, Mayjend TNI Teguh Pudjo Rumekso, seusai melepas jenazah Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho, di TPU Sasonoloyo Colombo, Kecamatan Condongcatur, Kabupaten Sleman, Minggu (7/6/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad) TNI AD masih butuh waktu beberapa hari ke depan untuk mengetahui penyebab jatuhnya Helikopter jenis MI-17 di Kendal, Sabtu (6/6/2020) kemarin.

Hal itu disampaikan Komandan Puspenerbad Mayjend TNI Teguh Pudjo Rumekso, Minggu (7/6/2020).

Menurutnya, sampai Minggu hari ini, kotak hitam atau black box dari helikopter nahas tersebut sudah diambil.

Langkah investigasi berupa pengumpulan Flight Data Recorder (FDR) atau perekaman data penerbangan pun sudah didapatkan.

EVAKUASI JENAZAH: Kapolres Kendal AKBP Ali Wardana (baju kotak-kotak) meninjau proses evakuasi jenazah di kamar jenazah RSUD dr Soewondo Kendal korban jatuhnya helikopter, Sabtu (6/6/2020) malam.
EVAKUASI JENAZAH: Kapolres Kendal AKBP Ali Wardana (baju kotak-kotak) meninjau proses evakuasi jenazah di kamar jenazah RSUD dr Soewondo Kendal korban jatuhnya helikopter, Sabtu (6/6/2020) malam. (TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM)

"Dari Kadispenad masih belum merilis perkembangan terbaru. Karena kejadian baru kemarin sore. Namun FDR dan CVR dari heli tersebut sudah kami temukan," katanya seusai melepas jenazah Kapten CPN Freedy Febrianto Nugroho, di TPU Sasonoloyo Colombo, Sleman, Minggu (7/6/2020).

Begitu juga dengan Cockpit Voice Recorder (CVR) atau perekaman suara kokpit.

Secara umum kedua data tersebut tidak dapat dipisahkan dalam menganalisa penyebab jatuhnya sebuah pesawat atau helikopter.

Baca: Data Tenaga Kerja Membaik, Pasar Acuhkan Kerusuhan di AS

Ia menambahkan, FDR dan CVR tersebut akan dianalisa oleh teknisi berasal dari Rusia.

Hal itu dilakukan lantaran keterbatasan alat yang dimiliki oleh TNI AD.

Sehingga membutuhkan bantuan teknisi dari Rusia.

"Di sini kan belum ada alatnya. Black box akan dikirim ke Rusia untuk investigasi selanjutnya. Kita juga datangkan teknisi Rusia untuk memeriksa," tegas dia.

Secara tegas Teguh mengatakan, pengecekan rutin selalu dilakukan terhadap pesawat maupun helikopter milik kesatuannya.

Ia juga menyampaikan, sebelum terbang, proses uji coba sebanyak dua kali sudah dilakukan.

Baca: Berhasil Ditangkap, Pelaku Tabrak Lari yang Tewaskan Pengendara Vespa di Jakarta Terus Menangis

"Pengecekan selalu rutin dilakukan. Sebelum terbang pun pesawat juga menjalani pengecekan. Pengecekan pertama tidak ada masalah, kedua pun sama," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan