Jumat, 15 Agustus 2025

Virus Corona

10 Hari Gelar Rapid Test Massal di Surabaya dan Sidoarjo, BIN Temukan 1.815 Orang Reaktif

Sejak tanggal 29 Mei, BIN telah menggelar rapid test masal sebanyak 18 kali di 10 titik di Surabaya dan 1 titik di Sidoarjo

Istimewa
Badan Intelijen Negara (BIN) terus menyisir sejumlah tempat di Surabaya, Jawa Timur, dengan melakukan rapid test Covid-19 guna memutus mata rantai virus corona atau Covid-19 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Badan Intelijen Negara (BIN) terus menyisir sejumlah tempat di Surabaya, Jawa Timur, dengan melakukan rapid test Covid-19 guna memutus mata rantai virus corona atau Covid-19.

BIN sudah 10 hari berada di Jawa Timur menggelar rapid test massal di wilayah Surabaya dan Sidoarjo sejak 29 Mei 2020.

Baca: 66 RW di Jakarta yang Masuk Zona Merah Covid-19, Ini Daftarnya

Sejak hari pertama digelar rapid test ini, jumlah total warga Surabaya dan Sidoarjo yang telah mengikuti rapid test menembus angka 12 ribu lebih. 

Rapid test massal ini merupakan arahan langsung dari Kepala BIN Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan. 

Head of Medical Intelligence, Dr Sri Wulandari, seorang dokter yang menangani rapid test yang digelar BIN di Surabaya mengungkapkan data rapid test masal Covid-19 di Surabaya dan Sidoarjo sejak 29 Mei Sampai 7 Juni 2020.

Dr Wulan mengatakan sejak tanggal 29 Mei, BIN telah menggelar rapid test masal sebanyak 18 kali di 10 titik di Surabaya dan 1 titik di Sidoarjo.

Total 12.629 orang telah mengikuti test cepat Covid-19 ini. 

Adapun dari total 12.629 itu dengan rincian di 10 titik Surabaya jumlah warga yang mengikuti rapid test yaitu 12.163 rrang dengan hasil 1.761 menunjukan hasil reaktif.

Sementara di 1 titik di Sidoarjo tepatnya di Pasar Taman Wonocolo, sebanyak 466 orang mengikuti rapid test ini. Hasilnya 54 menunjukan reaktif.

"Dari total jumlah itu yang reaktif 1.815 orang. Sedangkan yang non reaktif 10.814 Orang. Artinya dari total yang mengikuti rapid test, sekitar 14,70 persen hasilnya reaktif," ucap Dr Wulan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/6/2020) dikutip dari keterangan yang diterima.

Dr Wulan menjelaskan angka reaktif di tiap lokasi mengalami tingkat yang berbeda-beda.

Sebab, hal itu juga tergantung dari jumlah warga yang mengikuti rapid test

"Kalau untuk pendaftar di tiap-tiap lokasi itu angka beda-beda ya. Angka Reaktif juga beda-beda," ucapnya.

Meski angka reaktif berbeda, Dr Wulan menyebut bahwa jumlah warga yang reaktif hasil dari rapid test ini mengalami trend yang cukup tinggi.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan