Minggu, 24 Agustus 2025

Virus Corona

Warga di Makassar Ramai-ramai Tolak Rapid Test: Pajang Spanduk Penolakan Hingga Blokade Jalan

Mereka memasang spanduk bertuliskan menolak rapid test massal dan memblokade pintu masuk permukiman penduduk

Kompas.com/Hendra Cipto
Penolakan rapid test oleh warga kian meluas di Makassar 

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Petugas medis dari Puskesmas Layang, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan ditolak kehadirannya oleh warga di Jalan Tinumbu.

warga yang berada di Jalan Tinumbu menolak untuk dilakukan rapid test massal.

Baca: Pangeran Saudi Meninggal Diduga karena Virus Corona

Penolakan rapid test massal ini bukan pertama kalinya terjadi di Kota Makassar.

Melansir Kompas.com, warga kemudian mengusir tim medis serta memblokade jalan.

Meski situasi sempat memanas, aparat kepolisian berhasil meredam amarah warga.

Penolakan rapid test massa oleh warga ini terus berlanjut hingga, Selasa (9/6/2020).

Warga Jalan Lembo, Kecamatan Tallo menggelar aksi serupa.

Mereka memasang spanduk bertuliskan menolak rapid test massal dan memblokade pintu masuk permukiman penduduk menggunakan balok kayu Daeng Kulle, salah satu warga mengatakan, penolakan ini hasil kesepakatan bersama warga lainnya.

“Menolak rapid test, karena tidak sakit tapi dikatakan corona. Jadi kesepakatan bersama warga untuk menolak rapid test,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Azikin mengatakan, rapid test sudah selesai dilakukan pada pekan lalu.

“Kecamatan Bontoala dan Makassar yang melakukan penolakan rapid test itu tidak masuk pada lima kecamatan episentrum yang ditetapkan untuk dilakukan tracing kemudian rapid test,” ucap Naisyah.

Naisyah menjelaskan, rapid test tahap awal dilakukan pada lima kecamatan dan tahap kedua di enam kecamatan.

Penetapan episentrum ini berdasarkan jumlah kasus positif yang tertinggi terjadi di wilayah itu.

“Tidak semua kelurahan atau RT/RW dilakukan rapid test. Tetapi hanya pada titik-titik yang ditemukan ada kasus positif hasil konfirmasi laboratorium PCR. Jika ada kasus positif, berarti di situ ada virus," ujarnya.

"Kita melakukan rapid test mulai dari yang tinggal serumah, kemudian yang pernah berkontak, sehingga kita bisa mendeteksi secara dini,” katanya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan