Nasib WNI di Kapal Asing
Nekat Terjun Dari Kapal China yang Menyiksanya, 2 ABK Masih di Kepri, Berikut Pengakuan Orang Tuanya
Reynalfi mengaku mendapat siksaan selama bekerja mengarungi lautan bersama awak kapal WNI lainnya.
Editor:
Hendra Gunawan
Menurut cerita Reynalfi kepadanya, Kapal.Berbedera China, Lu Qing Yuan Yu 213, tempatnya bekerja hanya memberi makan dua hari sekali.
Itupun hanya nasi putih tanpa lauk-pauk.
“Dua hari sekali baru dikasih makan,” sebut Heriyanto.
Ditambahkan Heriyanto, anaknya sering mendapatkan siksaan di kapal ini.
Yang mana, bila lambat di saat bekerja, langsung dipukul. Pun demikian, Heriyanto masih bersyukur, karena kondisi anaknya saat ini dalam keadaan sehat.
Heriyanto belum tah kapan Reynalfi kembali ke Kota Siantar. Kabar yang ia terima, anaknya berencana ke NTB
“Katanya mau ke NTB, tempat kawannya itu. Cuma gak tahu," jelasnya.
Atas peristiwa yang dialami anaknya ini, Heryanto meminta pihak perusahaan kapal Cina, Lu Qing Yuan Yu 213, segera membayarkan seluruh gaji anaknya.
Karena itu merupakan hak anaknya dan hasil kerja keras Reynalfi selama berbulan-bulan.
“Agar dibayarkan gaji gajinya. Itukan keringatnya dan kerja keras dia,” tandas Heriyanto yang menyampaikan iming iming gaji Rp 8-10 juta per bulan.
(tri bun-medan.com/Alija Magribi)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul ABK WNI Kabur dari Penyiksaan di Kapal China Masih di Batam, Ini Pengakuan Orangtuanya di Siantar