Virus Corona
Kasus Covid-19 di Surabaya dan Zona Merah Lainnya Membludak, Warga Kesulitan Dapat Layanan Kesehatan
"Sehingga mereka memilih pulang untuk mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang masih bisa menerima,” katanya
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia belum berakhir.
Setiap harinya selalu ada kasus positif baru yang terdeteksi dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca: Update Kasus Corona di Indonesia Kamis (2/7/2020): Tambah 1.624, Total Kasus Positif Ada 59.394
Jawa Timur menjadi salah satu provinsi yang tingkat penambahan kasusnya terbanyak dalam beberapa waktu terakhir.
Melansir Kompas.com, tingginya kasus corona di Surabaya dan zona merah lainnya di Jawa Timur berdampak pada banyaknya perantau yang terpapar Covid-19 memilih mudik ke bumi reog.
Para perantau asal Ponorogo memilih mudik lantaran kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan yang sudah melebihi kapasitas di daerah mereka merantau.
"Membeludaknya kasus Covid-19 di Surabaya dan zona merah lainnya mengakibatkan orang-orang (perantau asal Ponorogo) yang sakit di sana sangat sulit mendapatkan fasilitas pelayanan atau perawatan karena sudah overload," ujar Bupati Ponogoro Ipong Muchlissoni kepada Kompas.com, Rabu (1/7/2020) malam.
"Sehingga mereka memilih pulang untuk mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang masih bisa menerima,” katanya.
Banyaknya perantau asal Ponorogo yang pulang dalam kondisi sakit sangat berisiko bagi diri sendiri dan orang lain.
Kondisi ini terbukti dari total 45 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 11 di antaranya berasal dari perantau.
Dari 11 pasien positif, dua di antaranya meninggal dunia.
Keduanya memiliki riwayat bekerja di Surabaya dan memilih pulang setelah mengalami sakit dengan gejala klinis Covid-19.
“Mereka sudah sakit di Surabaya beberapa hari, tapi justru mereka malah pulang dan sampai Ponorogo langsung masuk rumah sakit. Setelah itu keesokan harinya meninggal dunia,” ungkap Ipong.
Untuk penanganan dan pengawasan perantau yang mudik, Pemkab Ponorogo memonitor ketat di tingkat RT dan RW.
Begitu mendapati pemudik yang sakit langsung diisolasi.
Pemkab Ponorogo juga sudah mengimbau agar para perantau tidak pulang.
Pihaknya siap membantu pengobatan jika ada warga di perantauan sakit dan kesulitan mengakses fasilitas kesehatan.
Bahkan, Pemkab Ponorogo juga siap menjemput perantau yang sakit bila telantar tanpa pengobatan di daerah perantauan.
Kendati banyak warganya dalam kondisi sakit dibiarkan pulang, Ipong tidak memprotes pemerintah daerah tempat bekerja warganya.
Ia menilai daerah zona yang kebanjiran pasien Covid-19 sudah kewalahan mengatasi persoalan di daerah mereka.
“Jangan lagi kita bebani dengan protes-protes yang tidak perlu. Banyaknya pasien kan juga bukan maunya mereka,” ucap Ipong.
Baca: DATA TERKINI Pasien Positif Corona Tambah 1.624 Jadi 59.394 Orang, 26.667 Sembuh, 2.987 Meninggal
Untuk diketahui, kasus Covid-19 di Kabupaten Ponorogo hingga Rabu malam berjumlah 45 kasus.
Rinciannya, 31 orang sembuh, 12 pasien masih diisolasi di rumah sakit, dan dua orang meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Covid-19 di Surabaya dan Zona Merah Membeludak, Warga Sakit Sulit Dapat Pelayanan...