Selasa, 2 September 2025

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Sebuah Gubuk saat Gowes, Sempat Hilang Kontak dengan Rekan

Seorang pria meninggal dunia di sebuah gubuk. Awalnya korban mendahului rekan-rekannya hingga akhirnya hilang kontak.

Editor: Miftah
Instagram/viralterkini99
Seorang pria ditemukan meninggal dunia di sebuah gubuk di Dusun Senoboyo, Banyurejo, Kecamatan Tempel, Sleman, DIY, Minggu (26/7/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria meninggal dunia di sebuah gubuk.

Awalnya korban mendahului rekan-rekannya hingga akhirnya hilang kontak.

Pria tersebut diduga alami serangan jantung.

Seorang pria dikabarkan meninggal dunia di sebuah gubuk di Dusun Senoboyo, Banyurejo, Kecamatan Tempel, Sleman, DIY, Minggu (26/7/2020).

KSPK Polsek Tempel, Suwarno, menjelaskan korban bernama Harun Irwanto (58).

Informasi yang didapat, korban tersebut adalah pesepeda yang berasal dari Dusun Kutu Wates, Sinduadi, Mlati, DIY.

Korban bersama rombongan tetangga pada Minggu pagi berangkat gowes menuju Bligo, Kecamatan Ngluwar, Magelang, Jawa Tengah.

Kemudian, pada saat pulang, korban mendahului rombongan dan berhenti di gubuk tersebut.

"Korban bersama rombongan gowes satu RT, kebetulan korban mendahului, dia terus istirahat di sebuah gubuk di Dukuh Senoboyo," ujar Suwarno saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu siang.

Baca: VIRAL Pesepeda Gowes di Jalan Tol Brebes Diduga Alami Gangguan Jiwa

Baca: Bocah yang Tewas Tertabrak Truk Saat Gowes Ternyata Anak Seorang Polisi di Polres Sukoharjo

Suwarno menyebut, rombongan awalnya hilang kontak dengan korban.

"Jadi lost contact, dikontak kok nggak nyaut nggak respons, teman-temannya kemudian berusaha mempercepat, terus ketemu," ujar Suwarno.

Saat rombongan sampai di gubuk, korban dalam kondisi tidak bernyawa.

"Penanganan protokol sudah semua, sekarang dibawa keluarga," ujar Suwarno.

Sementara itu, korban diduga mengalami serangan jantung.

"Dari keterangan Puskesmas diduga seperti itu," pungkas Suwarno.

Baca: Dokter Beri Tips Bersepeda secara Aman dan Nyaman di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Sebelumnya, informasi ini juga beredar di media sosial dan diunggah akun Instagram @viralterkini99.

"Awal mula rombongan dari rumah pukul 06.30 WIB yang bertujuan untuk gowes ke Bligo.

Dan sekitar pukul 09.00 WIB korban dan rekan rekannya mau pulang, kebetulan korban naik sepeda lebih dulu.

Sesampai di TKP (Dusun Senoboyo Banyurejo) sekitar pukul 09.27 WIB korban menunggu rekan-rekannya di gubuk Dsn Senoboyo Banyurejo dalam keadaan duduk dan bersandar di tiang gubuk.

Teman korban sampai di TKP korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Dugaan sementara korban kena serangan jantung," tulis unggahan tersebut.

Pandangan Medis

Sementara itu sudah banyak kejadian meninggal dunia saat berolahraga.

Menanggapi hal ini, Sport Medicine Specialist dari Slim + Health Sports Therapy, dr Michael Triangto, SpKO, mengungkapkan pada dasarnya bersepeda sangat baik untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, terutama jantung.

Akan tetapi kematian bisa terjadi jika seseorang terlalu memaksakan diri saat berolahraga.

Dilansir Kompas.com, tidak hanya bersepeda, insiden serupa bisa terjadi ketika kita melakukan olahraga lainnya jika dilakukan secara berlebihan.

"Kalau dia dalam keadaan sehat, tapi (olahraganya) berlebihan, itu saja bisa membuat orang meninggal karena melampaui batas-batas kemampuannya," ungkap Michael, Jumat (17/7/2020).

"Sedangkan kalau sudah punya penyakit, tentunya akan lebih mudah lagi," imbuhnya.

Baca: Gowes Bareng Keluarga, Bocah 9 Tahun Tewas Ditabrak Truk Pengangkut Pasir

Tanda Tubuh Butuh Istirahat

Sementara itu Michael juga menjelaskan adanya tanda-tanda tubuh perlu istirahat.

Michael menyebut, banyak orang kerap memaksakan diri saat berolahraga karena ingin mencapai target tertentu.

Misalnya target jarak maupun kecepatan.

Dalam keadaan seperti itu, tanda-tanda yang diberikan tubuh untuk beristirahat kadang disepelekan.

"Misalnya jarak, karena belum sampai, 'Ah, sedikit lagi', 'Masih kuat'. Pada saat ada isyarat dari tubuh yang tidak biasa, itu adalah tanda-tanda kita harus berhenti," ungkap Michael.

Beberapa tanda yang mungkin muncul ketika seseorang berolahraga terlalu berat dan memerlukan istirahat, antara lain:

- Berkunang-kunang

- Keringat dingin

- Sakit kepala

- Sesak napas

- Berdebar-debar lebih daripada yang biasa

- Lemah

- Kelelahan berlebih

- Nyeri pada dada, kepala, punggung, dan area tubuh lain secara berlebihan, dan lain sebagainya.

Baca: Keasyikan Gowes Sendirian, Bocah SD Ini Tersesat hingga Solo, Ternyata Tempuh Jarak 33 Km dari Rumah

Michael menyebut jika sudah merasakan tanda-tanda tersebut, segeralah berhenti di tempat yang aman untuk beristirahat.

Pastikan pula tidak berhenti di tengah kerumunan orang, sehingga masker dapat dilepas.

Saat beristirahat, usahakan untuk minum.

"Kalau olahraga tubuh menjadi hangat, maka berikan air dingin supaya lebih mudah diserap. Tapi, bukan air dengan batu es," ucap Michael.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Kasus Pesepeda Meninggal, Kenali Tanda-tanda Olahraga Berlebih".

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Nabilla Tashandra)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan