Jumat, 12 September 2025

Virus Corona

Kisah Bidan Desa Dian Eka di Kendal, Rela Dicaci Maki Agar Tetap Melayani Warga

Kisah pengalaman tenaga medis asal Kendal, Jawa Tengah, Dian Eka (32) yang rela dicaci maki demi mengawal warga dari Covid-19

Editor: Hendra Gunawan
Saiful Ma'sum/Tribun Jateng
Dian Eka (32) tenaga Paramedis di Puskesmas Brangsong 1 Kabupaten Kendal. 

Meski sudah memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap didampingi Bhabinkamtibmas maupun TNI, perempuan hijab ini beberapa kali dihadang oleh warga.

Tak hanya itu, makian, umpatan, kata-kata kotor sering ia dengar.

Kendaraan yang dicegat, teror pesan Whatsapp, dilempari batu di tempat ia bekerja, hingga dianggap penyebar berita hoax pun pernah ia alami.

Sedih, menangis berbalut lelah tak bisa ia tutupi.

Namun, Dian tetap memegang teguh prinsipnya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga.

Ia berpikir apa yang dialaminya lantaran kurangnya informasi dan pemahaman warga terhadap bahaya covid-19.

Hal itu manjadi salah satu tugas paramedis untuk memberikan edukasi tentang bahaya maupun cara pencegahan virus corona.

"Ada suatu warga menolak kami, dihadang. Kami juga dianggap sebagai orang yang mencari-cari sesuatu, mempercepat SPJ turun, bahkan dibilang mencari keuntungan semata.

Banyak warga menuduh kita bekerja hanya karena uang, dan banyak pengalaman lain.

Kita tetap sebut ini tugas dan tanggungjawab profesi untuk mencegah penularan yang ada," katanya.

Kini, Dian bersama tenaga paramedis maupun tenaga medis lain masih harus berjibaku menangani covid-19.

Terlebih saat kasus positif corona yang terjadi di Kabupaten Kendal meningkat tajam, sementara tidak ada yang bisa memastikan kapan berakhirnya pandemi ini.

"Imbauan kepada warga tetap rutin kita jalankan, tracing tetap kita lakukan setelah adanya warga yang dinyatakan positif corona. Kita observasi, periksa dan kita sarankan isolasi mandiri. Kalau hasil tes rapid menunjukkan reaktif, kita usulkan untuk dilakukan swab," terangnya.

Kata Dian, kebanyakan pasien positif nurut untuk dijemput dan diisolasi tanpa perlawanan.

Keluarga intinya pun rata-rata mendukung kinerja medis, hanya saja beberapa kerabat jauh hingga tetangga sekitar tak mau untuk dilakukan tracing.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan