Rabu, 24 September 2025

Mengenal Anggi, Mantan SPG yang Kini Jadi Penjual Seblak di Sumedang dan Jadi Pusat Perhatian

Saat pembeli datang, perempuan bertubuh aduhai itu tidak lupa menyapa dan tersenyum, kemudian dia menawarkan jenis seblak apa yang akan dibeli

Editor: Eko Sutriyanto
tribunjabar/hilman kamaludin
Anggi Kusumawati mantan SPG yang kini jualan seblak di pinggir jalan 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNNEWS.COM,  SUMEDANG - Anggi Kusumawati (28), menarik perhatian pengendara maupun pejalan kaki yang melintas di jalan sekitar pusat kota tersebut.

Pasalnya, mantan Sales Promotion Girl (SPG) jamu merk terkenal itu memilih banting setir menjadi pedagang seblak.

Anggi berparas cantik, hitam manis, dan memiliki lesung pipi yang menawan.

Ia pun kepada setiap pembeli yang datang ke tempat jualannya di Jalan Mayor Abdurrahman, Kabupaten Sumedang

Saat pembeli datang, perempuan bertubuh aduhai itu tidak lupa menyapa dan tersenyum, kemudian dia menawarkan jenis seblak apa yang akan dibeli.

Para pembeli itu, ada yang makan di tempat dan ada juga yang dibungkus.

Baca: Dorokdok hingga Seblak, Inilah 5 Jajanan Nusantara yang Cocok Disantap Bersama Keluarga

Meski hanya berjualan menggunakan gerobak, perempuan yang memiliki satu orang anak ini barang dagangannya tetap diburu pembeli.

Bahkan, dia juga sudah memiliki pelanggan tetap karena seblak yang ia jual itu rasanya sudah tak diragukan lagi.

Warga Gang Pancingan Aking, RT 2/2, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara ini, berjualan di dekat Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumedang dan Kantor Koramil Kota.

"Sebelum berjualan seblak, saya sempat bekerja sebagai SPG obat selama satu tahun, kemudian jualan ayam goreng, dan sekarang jualan seblak," ujar Anggi saat ditemui di Jalan Mayor Abdurrahman, Jumat (14/8/2020).

Ia mengatakan, berhenti menjadi SPG karena saat itu dia akan menikah, sehingga terpaksa harus keluar dari pekerjaannya.

Baca: Tidak Pakai Masker saat Jualan di Malang, Dua SPG di Malang Dihukum Nyanyi Indonesia Raya

Sebab, saat itu peraturan dari perusahannya karyawan yang belum lama bekerja tidak boleh menikah.

"Setelah menikah saya berjualan, kalau suami bekerja di Jakarta di proyek. Jadi, daripada saya diam di rumah mending jualan bantu penghasilan suami," kata wanita lulusan SMA 24 Bandung ini.

Anggi mengungkapkan alasan berjualan seblak itu karena modal untuk membeli bahan-bahannya lebih murah jika dibandingkan dengan jualan ayam goreng.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan