Selasa, 26 Agustus 2025

Dinsos Aceh Jemput Jenazah Dua ABK yang Diselundupkan ke Batam

Dinsos Aceh menjemput dua jenazah warganya yang meninggal dalam kapal ikan milik perusahaan Cina, jenazah mereka sempat diselundupkan tanpa prosedural

TribunBatam.id/Alamudin Hamapu
Polisi hadirkan dua orang tersangka penyelundupan mayat beserta sejumlah barang bukti berupa paspor dan uang jutaan rupiah. 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Dinas Sosial (Dinsos) Aceh menjemput dua jenazah warga Aceh yang meninggal dalam kapal ikan milik perusahaan Cina.

Mereka yakni Musnan (26) dan Syakban (22), warga Gampong Pante Paku, Kecamatan Jangka, Bireuen.

Dinsos Aceh menjemput di Bandara Kuala Namu Medan, lalu dibawa pulang ke kampung halaman untuk dimakamkan.

Dalam konferensi pers Senin (17/8/2020), Kadinsos Aceh, Alhudri mengatakan sekira pukul 14.30 WIB kemarin, kedua jenazah diterbangkan dari Batam menuju Medan.

Lalu, Pemerintah Aceh menjemputnya menggunakan ambulans bersama beberapa keluarga dibawa pulang ke Kabupaten Bireuen.

"Ambulans dari Bireun sudah ke Medan. Selanjutnya, langsung diberangkatkan ke Bireuen, ke rumah duka," kata Alhudri.

Baca: Selundupkan Tiga Mayat ABK Kapal di Batam, Dua Pimpinan PT SMB Jadi Tersangka

Seperti diberitakan sebelumnya, Musnan dan Syakban, sejak Oktober 2019 menjadi anak buah kapal (ABK) perusahaan ikan milik Cina di bawah perusahaan Surya Mitra Bahari.

Keduanya bekerja di kapal Cina, Fu Yuan Yu dengan nomor lambung 829.

Alhduri menyampaikan keduanya meninggal dunia pada 2 Agustus di dalam kapal tersebut.

"Namun kita belum mengetahui apa penyebab meninggalnya dua saudara kita ini," tegas Alhudri.

Beredar kabar jenazah Musnan (26) dan Syakban (22) diselundupkan dari tengah lau ke Batam oleh perusahaan menggunakan boat kecil.

Bukan hanya jenazah Musnan dan Syakban yang diselundupkan, ada pula satu jenazah WNI lainnya berasal dari Palu.

Baca: Tiga Mayat ABK yang Diselundupkan di Batam Diduga Korban TPPO

Terungkapnya penyelundupan tiga jenazah ABK WNI ini setelah polisi menangkap tiga warga yang berusaha menyelundupkan jenazah ke Batam, Kamis (13/8/2020).

"Kita amankan tiga orang terkait pemasukan mayat ke Batam tanpa prosedural," ujar Direktur Reserse kriminal Umum Polda Kepri, Kombes Pol Arie Dharmanto sebagaimana diberitakan Tribun Batam, Kamis (13/8/2020).

Alhudri juga membenarkan bahwa dua jenazah warga Aceh itu diselundupkan.

"Iya, sempat diselundupkan dari tengah laut. Kemudian ketahuan dan diikuti kepolisian dan langsung ditangkap. Dua orang pelaku sudah ditangkap dan saat ini sudah diamankan di Polda Kepri (Kepulauan Riau)," kata Alhudri.

Saat ditanya apa penyebab kematian dua warga Aceh tersebut, Alhudri belum bisa memberi penjelasan detail.

"Ini belum bisa kami simpulkan. Persoalan ini sekarang sedang ditangani oleh Polda Kepri, belum ada informasi terkait itu," ungkap Alhudri.

Terkait informasi yang beredar bahwa kedua warga Aceh ini terlibat perkelahian di atas kapal, Alhudri juga tidak mengetahuinya.

Alhudri melanjutkan bahwa dirinya sudah melaporkan hal tersebut kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

Pemerintah Aceh kata Alhudri,  meminta perusahaan tersebut untuk menjamin semua hak-hak kedua almarhum.

"Karena keduanya bekerja legal, bukan illegal," pungkas Alhuhdri.

Penyebab meninggal dua warga Bireuen yang bekerja di kapal Cina, Musna (26) dan Syakban (22), masih menyisakan tanda tanya.

Seorang anggota keluarga yang menjemput ke Batam, Buni Amin, sempat bercerita tentang kedua saudaranya itu.

Keduanya bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Cina, hingga kemudian mendapat kabar telah meninggal.

Buni Amin tidak ingat persis sejak kapan mereka bekerja di kapal Cina, namun ia perkirakan sejak sekitar 6 atau 7 bulan lalu.

Sejak saat itu, hanya sekali pihak keluarga mendapat kabar dari Musna.

“Saat itu Musna mengabari kalau dia sudah bekerja di kapal,” ungkap Buni Amin kepada Serambi, Minggu (16/8/2020).

Baca: Mayat Warga Aceh Meninggal Dunia di Kapal Cina Diselundupkan di Batam

Sejak komunikasi tersebut, pihak keluarga tak pernah lagi menerima kabar, dan tiba-tiba kabar menggejutkan itu datang di akhir Juli lalu. 

Pihak keluarga di Bireuen kemudian dihubungi oleh perusahaan agency agar berangkat ke Batam menjemput jenazah. Tiket pulang pergi ditanggung oleh pihak perusahaan.

“Kami bertiga berangkat ke Jakarta 28 Juli, dan kemudian ke Batam pada tanggal 9 Agustus,” sebut Buni Amin.

Ketibaan mereka di Batam beberapa hari sebelum terbongkarnya penyelundupan tiga jenazah ke kawasan tersebut pada 12 Agustus 2020.

Begitu tiba di rumah sakit, pihak keluarga langsung datang untuk melihat dan memeriksa kondisi jenazah, ternyata tidak ada tanda kekerasan.

Pihak keluarga kemudian mengajukan permohonan kepada kepolisian agar jenazah tidak diautopsi.

Awalnya, polisi berencana melakukan autopsi untuk mencari tahu penyebab kematian keduanya.

Namun pihak keluarga yakin, keduanya meninggal karena sakit, bukan karena kekerasan.

Buni Amin mengatakan, pihaknya sudah menyelidiki kondisi Musna sebelum meninggal dunia, termasuk kepada rekan kerjanya satu kapal, M Yani yang berasal dari Pidie.

“Memang benar sakit, sakit dalam perut,” sebut Buni Amin

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Dinsos Jemput Jenazah Warga Aceh, Meninggal Dalam Kapal Ikan Milik Cina

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan