Senin, 18 Agustus 2025

Erupsi Gunung Merapi

Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Menurun Sepekan Terakhir, Tidak Dilaporkan Terjadinya Lahar

Aktivitas kegempaan Gunung Merapi pada periode 27 November hingga 3 Desember 2020 menurun dibanding minggu lalu.

Editor: Dewi Agustina
Tribunjogja.com/Hasan Sakri
Gunung Merapi diabadikan dari Kalitengah Kidul,Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (4/12/2020). Sebulan sudah Gunung Merapi berstatus Siaga dan data aktivitas gunung berapi teraktif didunia tersebut juga terus meningkat. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Aktivitas kegempaan Gunung Merapi pada periode 27 November hingga 3 Desember 2020 menurun dibanding minggu lalu.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat (4/12/2020) melaporkan dari hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi.

Dalam minggu ini, kata Hanik, kegempaan Gunung Merapi tercatat 236 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 2.128 kali gempa Fase Banyak (MP), 3 kali gempa Low Frekuensi (LF).

Ada 289 kali gempa Guguran (RF), 330 kali gempa Hembusan (DG), dan 11 kali gempa Tektonik (TT).

Deformasi atau pemekaran tubuh Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 11 cm/hari.

Hanik melanjutkan, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 65 mm/jam selama 60 menit di Pos Kaliurang pada 3 Desember 2020.

Namun demikian, tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Secara visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari.

Sedangkan siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.

Tinggi asap maksimum 600 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada 27 November 2020 pukul 05.50 WIB.

"Terdengar beberapa kali guguran dengan jarak luncur yang tidak teramati karena visual dominan berkabut," terang Hanik.

Hanik menambahkan, analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara pada 29 November terhadap 26 November 2020 tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi area puncak.

"Dari sektor barat laut profil topografi puncak terutama pada sekitar Lava1948 dan Lava1888 sedikit berubah karena aktivitas guguran yang terjadi," imbuhnya.

Baca juga: Gunung Merapi Siaga, Berikut Daftar Dusun yang Masuk Daerah Bahaya Terdampak Letusan

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, ungkap Hanik, maka disimpulkan terdapat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat aktivitas siaga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan