Penanganan Covid
Pasien Covid-19 di Bangka Depresi Lalu Bunuh Diri, Karena Rumah Sakit Telah Penuh?
Riko merupakan sepupu korban yang ditugaskan setiap hari untuk melihat kondisi korban saat sedang menjalani isolasi mandiri.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Terungkap sudah penyebab TA (30) pria asal Pulau Bangka nekat mengakhiri hidup sendiri setelah menjalani 10 hari isolasi mandiri.
TA disebut depresi karena hanya menjalani perawatan di rumah, karena rumah sakit di Kota Pangkalpinang telah penuh.
Rumah sakit tak mampu menampung pasien Covid-19.
Warga yang positif Covid-19 harus menjalani isolasi mandiri.
Fakta itu ditemukan dalam kasus meninggalnya TA, warga Selindung Lama Kota Pangkalpinang positif Covid-19 yang meninggal setelah gantung diri saat menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: BREAKING NEWS Kasus Corona Indonesia 9 Januari 2021: Bertambah 10.046 Kasus, Total 818.386 Positif
Sebelumnya, TA melakukan test swab antigen pada 29 Desember 2020 di salah satu klinik di wilayah Bangka Belitung.
Hasil swab antigen itu adalah positif.
"Kenapa dilakukan test swab antigen ini karena beliau ini merupakan supir kepala bank yang ada di wilayah Babel, yang terkonfirmasi positif," ujar Mikorn.
Kemudian tanggal 6 Januari 2021, lanjut Mikron, yang bersangkutan pergi ke rumah sakit umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang untuk pemeriksaan.
Kata Mikron, berdasarkan hasil pemeriksaan di rumah sakit dan hasil rontgen yang disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang, dr. Fauzan, ada gejala pneumonia di paru-paru TA.
Baca juga: Kecemasan soal Vaksin COVID-19, Gus Jazil: Kalau Presiden Divaksin Pertama, Pasti Aman
"Menurut direktur RS itu, dari hasil rontgen, terdapat Pneumonia, karena kondisi rumah sakit kita penuh, sehingga dilakukan isolasi mandiri," ujar Mikron.
Diberitakan sebelumnya seorang pria berinisial TA ditemukan tewas diduga gantung diri sebuah perumahan di Selindung Lama, Pangkalpinang, Sabtu (9/1/20201) pagi.
Pria berinisial TA (30) diduga tak tahan mendengar stigma terhadap dirinya setelah dirinya dinyatakan positif berdasarkan rapid test swab antigen.
Dugaan ini disampaikan Sekretaris Percepatan Penanganan Satgas Covid-19 Provinsi Bangka Belitung Mikron Antariksa kepada Bangkapos.com, Sabtu (9/1/2021).
Menurut Mikron, TA diduga tak kuat menghadapi stigma selama menjalani isolasi mandiri sehingga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Sekadar diketahui, sudah sekitar 10 hari, TA menjalani isolasi mandiri di rumah kerabatnya, sebuah kawasan perumahan Selindung, Pangkalpinang.
Baca juga: Siap Digunakan, 2 Hektar Lahan TPU Rorotan Bisa Tampung 5000 Makam Khusus Covid-19
"Kami beransumsi seperti itu. Tentu saja ini menjadi pelajaran bagi kami untuk ke depannya, agar pelaksanaan penanganannya lebih komperensif dan lebih menyeluruh," kata Mikron.
Mikron berharap kejadian memilukan seperti ini tak perlu terulang lagi baik.
Penanganan yang dilakukan dinas kesehatan provinsi maupun kabupaten kota perlu jadi perhatian bersama.
"Itu harus berkoordinasi agar segala sesuatu dapat dilaksanakan paripurna," ucapnya.
Sebelumnya, TA melakukan test swab antigen pada 29 Desember 2020 di salah satu klinik di wilayah Bangka Belitung.
Hasil swab antigen itu adalah positif.
"Kenapa dilakukan test swab antigen ini karena beliau ini merupakan supir kepala bank yang ada di wilayah Babel, yang terkonfirmasi positif," ujar Mikorn.
Kemudian tanggal 6 Januari 2021, lanjut Mikron, yang bersangkutan pergi ke rumah sakit umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang untuk pemeriksaan.
Kata Mikron, berdasarkan hasil pemeriksaan di rumah sakit dan hasil rontgen yang disampaikan Direktur Rumah Sakit Umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang, dr. Fauzan, ada gejala penumonia di paru-paru TA.
"Menurut direktur RS itu, dari hasil rontgen, terdapat Pneumonia, karena kondisi rumah sakit kita penuh, sehingga dilakukan isolasi mandiri," ujar Mikron.
Mikron mengatakan, pihaknya juga mendapatkan instruksi dari Gubernur Babel Erzaldi Rosman untuk mendatangi kantor tempat almarhum bekerja.
Tim Satgas Covid-19 akan memerintakan pihak Bank untuk menerapkan libur, kerja dari rumah atau Work From Home (WFH) untuk sementara waktu.
"Kami juga akan melakukan penyemprotan di Bank tersebut setelah ini," ucapnya.
Keluarga Sebut Depresi Tunggu Hasil Swab Puskesmas
Sebelumnya diberitakan, seorang pria berinisial TA ditemukan tewas diduga gantung diri sebuah perumahan di Selindung Lama, Kota Pangkalpinang, Sabtu (9/1/20201) pagi.
TA diduga gantung diri karena depresi lantaran hasil swab PCR dirinya belum juga keluar.
Hal ini berdasarkan keterarang Septian selaku adik korban.
Dia menyebut beberapa hari lalu korban sempat depresi saat menunggu hasil swab dari Puskesmas.
"Sampai saat ini korban belum menerima hasil swab dari Gugus Tugas itu," kata Septian, Sabtu (9/1/2020)
Sementara itu, pihak kepolisian dari Polres Pangkalpinang mendapat laporan dari warga yang melaporkan ke Sentral Pelayana Kepolisian Terpadu (SPKT), langsung berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Pangkalpinang untuk mendatangi lokasi .
"Kami langsung berkoordinasi Satgas Covid-19 untuk melakukan evakuasi terhadap korban," kata Kabag Ops Polres Pangkalpinang Kompol Johan Wahyudi.
Johan menjelaskan, dalam proses evakuasi tim gabungan menggunakan peralatan standar penanganan covid -19 dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap.
"Diduga korban ini depresi menunggu hasil swab, namun untuk kemungkinan lainya masih menunggu hasil penyelidikan dan kami terus melakukan koordinasi dengan tim gugus tugas," ucapnya Johan Wahyudi.
Tim Gugus tugas kecamatan, Rumah Sakit Umum Depati Hamzah Kota Pangkalpinang dan identifikasi Polres Pangkalpinang melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa korban ke rumah sakit.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria berinisial TA ditemukan tewas diduga gantung diri sebuah perumahan di Selindung Lama, Kota Pangkalpinang, Sabtu (9/1/20201) pagi.
Bikin geger
Tampak masyarakat sekitar perumahan itu pun berkumpul di luar garis polisi yang sudah terpasang.
Informasi yang dihimpun bangkapos.com, korban diketahui merupakan warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Adalah Riko Adiguna (21), saksi dari kejadian diduga gantung diri ini.
Riko merupakan sepupu korban yang ditugaskan setiap hari untuk melihat kondisi korban saat sedang menjalani isolasi mandiri.
"Sekira pukul 06.30 wib melihat korban telah meninggal dengan cara gantung diri di dapur," kata Riko, Sabtu (9/1/2021)
Setelah mengetahui hal tersebut, Ia langsung melaporkan kejadian ini kepada adik korban yang juga pemilik rumah tempat korban diisolasi.
Riko juga melaporkan kejadian tersebut ke warga sekitar, kepolisian, dan Satgas Covid-19 Pangkalpinang.
Direktur RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang dr. Fauzan ditemui dilokasi, membenarkan bahwa hasil rapid antigen korban reaktif .
“Bener kalau hasil rapid antigen korban reaktif Covid-19, karena hasilnya reaktif 80 persen kemungkinan hasil swab nya positif, jadi akan di makamkan sesuai standar covid-19,” ungkapnya.
Saat ini jenazah korban di bawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah Pangkalpinang.
Jasad korban rencananya bakal dikebumikan dengan prosedur protokol kesehatan.
Disclaimer
Artikel ini tidak untuk membenarkan atau mengglorifikasi tindakan bunuh diri.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling
(bangkapos.com/ Yuranda)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Rumah Sakit Penuh, Warga Positif Covid-19 Diminta Isolasi Mandiri, Tak Tahan Lalu Bunuh Dir