Rabu, 10 September 2025

Kisah Tobatnya Bandar Sabu, Dulu Bergelimang Harta, Omzet Rp 30 Juta per Bulan, Kini Dirikan Yayasan

Kisah tobatnya bandar sabu datang dari seorang pria berinisial TY kelahiran Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Editor: Endra Kurniawan
KOMPAS.com/HANDOUT
ILUSTRASI SABU - Kisah Tobatnya Bandar Sabu, Dulu Bergelimang Harta, Omzet Rp 30 Juta per Bulan, Kini Dirikan Yayasan 

TRIBUNNEWS.COM - Kisah tobatnya bandar sabu datang dari seorang pria berinisial TY kelahiran Kota Palu, Sulawesi Tengah.

TY mengaku saat masih terjun di lembah hitam bisnis barang haram dirinya bergelimangan harta.

Namun semua itu tidak bertahan lama saat polisi meringkusnya.

Di titik inilah TY mulai membuka lembaran hidup barunya.

Bagaimana kisah lengkap dari mantan bandar sabu ini? berikut informasi lengkapnya.

Pengurus Yayasan Khitan Dzhofir Al-Qadum berinisial TY memiliki pengalaman pahit sebelum terlibat dalam berbagai kegiatan sosial.

Baca juga: Kisah Inspiratif 2 Wanita Dirikan Kegiatan Sedekah Rutin Jumat, Ini Cerita Dibaliknya

Pria berbadan kekar berkulit kecokelatan itu pernah merasakan dinginnya tembok Penjara selama dua tahun.

Alumni Sekolah Kesehatan Kota Palu angkatan 2007 itu mendekam di penjara karena tersangkut kasus peredaran Narkotika jenis sabu.

“Sebelum masuk penjara saya pernah merasakan kemewahan dari hasil berjualan sabu. Bahkan omzet saya mencapai Rp 30 juta per bulan,” kata pria yang pernah tenar dengan nama Abeat kepada TribunPalu.com, Minggu (14/3/2021).

Ayah tiga anak tersebut sangat dikenal di kalangan pecandu sabu kala itu.

Tak hanya menjual, kadang Abeat juga 'mensedekahkan' sebagian barang haramnya untuk pecandu baru.

Sembari menjajakan sabu, Abeat juga bekerja sebagai perawat di beberapa rumah sakit dalam kurun waktu tujuh tahun, 2011-2017.

Pengurus Yayasan Khitan Dzhofir Al-Qadum dilantik Wali Kota Palu Hadianto Rasyid beberapa waktu lalu.
Pengurus Yayasan Khitan Dzhofir Al-Qadum dilantik Wali Kota Palu Hadianto Rasyid beberapa waktu lalu. (TribunPalu/HO)

“Semasa berjualan, saya sampai beli mobil dan rumah di Kota Palu. Hampir semua juru parkir kenal saja, karena saya juga tidak pelit kalau soal uang, apalagi di tempat hiburan malam, saya keluar masuk tiap malam,” ucap Abeat.

Semua kemewahan hidupnya itu sirna begitu polisi menyergapnya.

Istri Abeat menjual semua barang mewah hingga rumah untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.

Abeat tak bisa menafkahi istrinya selama di penjara.

“Istri saya itu begitu tabah. Itu juga yang membuat saya sadar. Satu yang membuat saya terharu, anak saya yang paling bungsu memanggil saya dengan nama Om, karena baru melihat saya,” tuturnya menunduk di redaksi TribunPalu.com, Jalan Emmy Saelan, Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Pria kelahiran Palu 1988 itu meninggalkan narkoba, bahkan rokok selama di Penjara.

"Saya termasuk orang yang paling beruntung di dunia, saya rasa Tuhan memberi saya kesempatan menebus kesalahan," ucap Abeat mengusap dadanya.

Selama di tahanan, Abeat kerap mendapat ancaman dari bandar besar.

Baca juga: VIRAL Kisah Gadis Idap Sindrom Piriformis, Sebut Penyebabnya karena Duduk Lebih dari 15 Jam Sehari

Itu karena Abeat dianggap bernyanyi dan membeberkan jaringan narkoba di Kota Kaledo.

"Banyak yang kirim pesan ancaman lewat orang karena mereka kira saya melaporkan semuanya. Ancamannya simple, hanya sebut sekolah anak saya atau alamat keluargaku," papar Abeat.

Dia mengatakan, kekayaan dari hasil penjualan narkoba, hanya kekayaan fana semata dan tidak ada keabadian di dalamnya.

"Mengomsumsi narkoba tidak akan membuat keadaan berubah menjadi lebih baik yang ada setelah mengomsumsi barang haram tersebut tidak akan berhenti dan mengorbankan segalanya," ucap Abeat menggebu-gebu.

Dia menyarankan pemuda Sulteng, khususnya Kota Palu, untuk tidak mencoba narkotika jenis apapun.

"Sebisa mungkin untuk yang belum pernah mencoba lebih baik jangan sebelum segalanya hancur," ucap Abeat.

Baca juga: Kisah Pilu Ase, Selamatkan 2 Anaknya Dalam Kecelakaan Bus di Sumedang, Harus Kehilangan Adiknya

Setelah bebas dari penjara, Abeat bersama tiga sahabatnya membangun yayasan sunatan gratis, Yayasan Khitan Dzhofir Al-Qadum

Melalui yayasannya itu, Abeat mengerahkan pikiran dan menghabiskan tenaganya hanya untuk meringankan beban orang lain.

Dia pun menargetkan yayasannya itu kelak dapat membuka lapangan pekerjaan bagi lulusan keperawatan ke depannya.

Di waktu lowong, Abeat mengais rezeki dengan menjadi driver ojek online.

Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Pernah Hidup Mewah dari Hasil Jualan Sabu di Palu, Pekerjaan Pria Ini Kini Sungguh Mulia

(Tribunpalu.com/Alan Sahrir)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan