Selasa, 9 September 2025

Ramai di Tiktok Hotel Niagara Disebut Hotel yang Menyeramkan, Ini Klarifikasi Manajemen

Tanggapan pemilik Hotel Niagara pada unggahan video TikTok Gabrielle Rabu (24/3/2021).

Editor: Daryono
Instagram @hotelniagaramalang https://www.instagram.com/p/BiBMr_ZhQvk/
Foto Hotel Niagara yang Berlokasi di Malang yang ramai di media sosial. 

Ia memberikan saran kepada para pengunjung lain yang akan menginap di hotel untuk melihat review hotel dari sudut pandang pengunjung lain.

"Review orang di tiktok itu kan dari 1 orang, tolong dibandingin dengan (respon) tamu-tamu lain," tambah Ongko.

Ongko sebenarnya tidak begitu menanggapi review yang viral di TikTok itu.

Namun jika dirasa sangat merugikan hotel, dirinya akan berdiskusi dulu degan keluarga untuk mengambil langkah hukum.

Sejarah Hotel Niagara

Hotel ini terletak di Jalan Dr. Soetomo No. 63 Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Lokasi hotel ini berada di sebelah utara Pasar Lawang.

Baca juga: Viral Bocah 7 Tahun Asal Surabaya Hilang, Ternyata Dibawa Kabur Bude, Motifnya Konflik Keluarga

Sebelumnya Hotel Niagara merupakan sebuah villa pribadi milik Liem Sian Joe, seorang konglomerat Tionghoa.

Villa ini dibangun selama kurang lebih 15 tahun lamanya, dimulai dari tahun 1903 dan selesai pada tahun 1918.

Dilansir situsbudaya.id, Minggu (29/3/2021), desain bangunan hotel ini rancangan Fritz Joseph Pinedo, seorang arsitek swasta Belanda profesional keturunan Portugis-Brazil.

Villa ini hanya difungsikan sebagai tempat peristirahatan keluarga selama dua tahun, karena pada tahun 1920 Liem Sian Joe dan keluarga pindah ke Negeri Belanda.

Ahli waris keluarga Liem Sian Joe lantas menjual villa tersebut kepada seorang pengusaha yang berasal dari Surabaya (1960) bernama Ong Kie Tjay yang merupakan ayah dari Ongko Budiharto, pemilik sekaligus sebagai General Manager Hotel Niagara kini.

Oleh ayah Ongko Budiharto, bangunan lantas direnovasi 4 tahun, dan selanjutnya difungsikan sebagai hotel dengan nama Hotel Niagara (1964).

Menurut Ongko, Hotel Niagara merupakan bangunan tertinggi di Asia.

"Arsitektur (Hotel Niagara) ini unik, dan juga tertinggi di ASIA di jamananya."

Unsur-unsur arsitektur Hotel Niagara dalam bangunan meliputi gaya Eropa, Brazil, Portugis dan beberapa ornamen Tionghoa.

Diceritakan Ongko, bangunan ini pernah ditutup selama satu tahun guna melakukan renovasi.

Bangunan lama usia 1 abad lebih ini menyimpan sejarah dan banyak cerita.

Dalam wawancara dengan Febby, Ongko menerangkan dirinya juga pernah tinggal di hotel itu tepatnya di lantai satu bersama dengan keluarganya.

"Saya pernah stay di Niagara tahun 1987-1990, 1995-1999, hingga 2003-2004," ujar Ongko.

Meski usia bangunan sudah lama, Ongko dan keluarga tidak pernah merasakan sesuatu yang berbau mistis di Niagara.

"Saya pernah tinggal disitu nggak ada komen apa apa (dari keluarga)," ujar Ongko.

Diceritakan Ongko, bangunan hotel ini terdiri dari 5 lantai.

Lantai 1 ada 2 kamar untuk publik area (dulu pernah digunakan untuk kamar keluarga),lantai 2 ada 6 kamar, lantai 3 ada 7 kamar, lantai 4 ada 6 kamar, lantai 5 ada 7 kamar dan lantai 6 rooftop.

Lantai 4 dan 5 sebelumnya aktif difungsikan untuk kamar tamu, namun tahun 2000an direnovasi total, hingga sekarang belum juga difungsikan.

"Lantai 4 dan 5 juga difungsikan, tapi tahun 2000an direnovasi total dan belum difungsikan lagi, mengingat ya kondisinya sekarang ya (pandemi)," tambah Ongko.

Hotel yang pernah mengalami masa kejayaan tahun 1980 ini, biasa digunakan juga untuk para turis mancanegara yang datang ke Surabaya menggunakan kapal.

"Masa kejayaaannya (Hotel Niagara) tahun 1980, saat banyak turis naik kapal dari Surabaya nginepnya di Niagara," ungkap GM Hotel Niagara tersebut.

Kini, para tamu mancanegara biasanya dari Belanda, sedangkan tamu lokalnya berasal dari luar pulau Jawa.

"Biasanya yang nginep orang campur luar jawa kalau sebelum pandemi, kalau luar negeri biasanya orang Belanda," tambah Ongko, satu di antara ke 39 saudara dari anak ayahnya.

Meski belum menjadi cagar budaya, artistik bangunan ini layak untuk disebut sebagai tempat yang memiliki sejarah panjang lintas budaya.

Hotel Niagara ini dirawat oleh 17 karyawan di bawah komando Ongko.

Sebelumnya, ibu Ongko lah yang merawat hotel ini.

"Sebelumnya ibu yang mengurusi, karena sudah lanjut usia, yaudah saya yang ngurus," jelas Ongko.

Meski telah berumur, hotel ini tetap dijaga kebersihannya.

Hotel yang berlokasi di pinggir jalan raya ini memiliki ruang pertemuan yang biasa digunakan untuk rapat dan seminar dengan kapasitas 50-75 orang.

Kini, demi mengikuti perkembangan jaman, pemesanan dilakukan menggunakan aplikasi.

Aplikasi penginapan online ini didapat dari kerjasama dengan pihak ketiga.

Tujuannya tak lain untuk membantu memasarkan hotel.

"Kerja sama dengan pihak ketiga untuk membantu memasarkan hotel, karena skrng jamannya memesan secara aplikasi," uajr Ongko.

Rencananya, kedepan Ongko akan berusaha meningkatkan daya guna hotel dengan membuatkan lift baru.

Ongko menambahkan tidak akan menjual hotel ini karena bangunan ini merupakan warisan peninggalan dari sang Ayah.

Ongko berharap, Hotel Niagara dapat menjadi warisan masa lalu yang patut dipertahankan sebagai satu diantara destinasi daerah Lawang, Malang.

(Tribunnews.com/Galuh Widya wardani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan