Kamis, 21 Agustus 2025

Sopir Angkot Tewas di Tangan Kernetnya, padahal Pelaku Sudah Dianggap seperti Anak Sendiri

Seorang sopir angkot bernama Junaidi (62) tewas dibunuh oleh kernetnya, Faidilah Aidil Putra (41).

TRIBUN MEDAN / ist
Tersangka kasus pembunuhan, Faidilah Aidil Putra, dihadiahi timah panas di kedua kakinya, Selasa (6/4/2021). Faidilah membunuh sopir angkot bernama Junaidi pada Senin (5/4/2021) kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang sopir angkot bernama Junaidi (62) tewas dibunuh oleh kernetnya, Faidilah Aidil Putra (41).

Sebelumnya, pihak keluarga sempat menyebut bahwa pembunuh Junaidi berinisial P alias U.

Jasad Junaidi ditemukan warga di tepi Jalan Pringgan, Dusun 14, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percutsituan, Deliserdang, Senin (5/4/2021).

Korban merupakan warga Jalan Mayor Kompleks SDN 94 Medan, Kecamatan Medan Barat, sedangkan pelaku adalah warga Jalan Jermal VII, Kecamatan Medan Denai.

Pelaku berhasil diamankan petugas Satreskrim Polrestabes Medan 6 jam setelah jenazah korban ditemukan.

Ironisnya, pelaku tega menghabisi nyawa korban yang sudah menganggapnya seperti anak sendiri.

Baca juga: Bunuh Sopir Angkot, Kernet Sempat Ikut saat Diajak Cari Pelaku, Berakhir Ditangkap Keluarga Korban

Baca juga: Sopir Angkot Berkemeja Partai Demokrat Tewas Mengenaskan, Pelaku Sempat Dibonceng Keponakan Korban

Ikut saat diajak cari korban

Mengutip dari Tribun Medan, pascakejadian penemuan jasad korban, pihak keluarga sempat berusaha mencari pelaku pembunuhan.

Keponakan korban bernama Jefri bahkan mengajak pelaku untuk mencari pelaku pembunuh pamannya.

"Sempat saya bertemu dengan dia kemarin di depan (Simpang Brayan). Waktu itu saya cerita-cerita soal kejadian yang menimpa paman saya," kata Jefri di rumah duka, Selasa (6/4/2021).

Awalnya Jefri tak tahu jika Faidilah Aidil Putra adalah pembunuh pamannya.

Dia kemudian mengajak Faidilah Aidil Putra ngobrol lantaran merasa pelaku selama ini kenal dekat dengan korban.

"Setelah ngobrol itu, saya berencana minta tolong untuk menangkap pelaku. Karena P alias U ini tahu banyak mengenai paman saya, dia pun saya bonceng," kata Jefri.

Tanpa rasa bersalah, pelaku naik ke atas motor dan membonceng Jefri. Dia berpura-pura tidak tahu soal kejadian pembunuhan Junaidi.

"Di perjalanan persis di simpang lampu merah, tiba-tiba dia lompat dari motor, terus kabur," ujarnya.

Dia saat bersamaan, ada telepon dari polisi yang mengabarkan bahwa terduga pelaku pembunuh Junaidi bernama P alias U.

"Karena dia masih terlihat lalu saya kejar, kemudian saya tanya sama dia siapa namanya," terang Jefri.

Polisi kemudian meminta agar Jefri membawa orang yang bersamanya itu ke kantor polisi.

"Setelah saya sampaikan ke polisi, petugas minta saya membawa dia ke kantor. Jadi saya bawa, eh ternyata memang dia pelaku yang dicari polisi," kata dia.

Bunuh korban karena kesal dimarahi

Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Medan, pelaku nekat menghabisi nyawa korban lantaran kesal dimarahi.

Hal itu disampaikan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko kepada wartawan, Selasa sore.

"Dari pemeriksaan tersangka mengaku nekat menghabisi nyawa korban hanya karena kesal dimarahi oleh korban."

"Selanjutnya, pelaku merencanakan untuk membunuh korban. Motifnya tersangka mengaku jengkel dimarahi korban," kata Riko.

Ketika angkot mengalami kerusakan di Jalan KL Yos Sudarso Medan, tersangka lalu mengeksekusi korban pada Senin dini hari.

"Saat korban istirahay setelah melepas ban (angkot bocor) tersangka memukul di kepala bagian belakang (menggunakan batako)," jelas Riko.

Setelah membunuh, tersangka lalu mengemudikan angkot korban dan membuang jasad korban di pinggir jalan.

"Lalu angkot ini dipilah-pilah tersangka menjual mesin, saat ini kita kejar penadahnya," ungkapnya.

Baca juga: Sudah Dianggap Anak Sendiri Malah Tega Membunuh, Mantan Istri Junaidi: Nyawa Bayar Nyawa

Baca juga: Seorang Pria Bunuh Remaja 19 Tahun saat Mabuk, Ngaku Kesal Ingin Melerai tapi Malah Dipukul Korban

Sudah dianggap anak sendiri

Ironisnya, pelaku pembunuhan Junaidi merupakan kernetnya yang sudah dianggap seperti anak sendiri.

Hal itu diungkapkan oleh mantan istri korban, Bariah (62). Dia pun tak menyangka pelaku tega membunuh Junaidi.

Karena itu, Bariah berharap jika pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya.

"Kalau harapan kita dikasih juga mati. Hukum seberat-beratnya. Nyawa bayar nyawa," kata Bariah seperti dikutip dari Tribun Medan.

Yang membuatnya tak terima lantaran pelaku ini sudah dianggap seperti anak sendiri oleh korban.

"Karena pelaku itu anak angkat almarhum, kalau almarhum minum teh manis, pelaku minum teh susu. Itulah saking baiknya, tapi kok tega dibuatnya seperti ini," jelas Bariah.

"Si pelaku ini manggil korban sudah ayah. Kalau kerja sering dibawa ke mana aja. Gak habis pikir kok tega kali," tambahnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunMedan.com/Muhammad Fadli Taradifa)

Perkembangan terbaru kasus sopir angkot dibunuh kernet

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan