Sabtu, 23 Agustus 2025

100 Ribu Bibit Mangrove Tertanam di Golo Sepang, Ekosistem Pesisir dan Ekonomi Warga Mulai Pulih

Upaya rehabilitasi ekosistem pesisir di Desa Golo Sepang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan hasil nyata. 

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
Kegiatan penanaman mangrove sebagai upaya rehabilitasi ekosistem pesisir di Desa Golo Sepang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Upaya rehabilitasi ekosistem pesisir di Desa Golo Sepang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan hasil nyata. 

Hingga Agustus 2025, sebanyak 100.000 bibit mangrove telah ditanam di kawasan Muara Sungai Terang, mencakup lahan konservasi seluas 10 hektare. 

Program ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mulai menggerakkan roda ekonomi masyarakat pesisir.

Pemantauan berkala menunjukkan tingkat kelangsungan hidup bibit mencapai 85 persen, sebuah capaian yang dinilai positif dalam konteks pemulihan ekosistem jangka panjang. 

Selain itu, kawasan ini kini berkembang menjadi destinasi ekowisata dan lokasi penelitian mahasiswa dari berbagai institusi.

Program rehabilitasi mangrove ini dijalankan oleh PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dan entitas anaknya, MPM Honda Jatim, melalui inisiatif bertajuk MPM EcoMangrove yang telah berlangsung sejak 2022. 

Kegiatan tahun keempat berlangsung pada 14 Agustus 2025, dengan penanaman tambahan 40.000 bibit mangrove.

Tak hanya fokus pada pelestarian lingkungan, program ini juga menyasar pemberdayaan ekonomi warga. 

Kelompok nelayan setempat mendapat pelatihan budidaya kepiting bakau menggunakan metode “apartemen kepiting” yang ramah lingkungan. 

Baca juga: Tanam Mangrove di Kalbar, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Ingatkan Dampak Emisi Rumah Kaca

Hasil panen mereka kini telah dipasok ke restoran di Labuan Bajo, membuka akses pasar baru dan meningkatkan pendapatan.

Dalam kunjungan terbaru, MPMX menyalurkan tambahan 100 unit apartemen kepiting, sehingga total bantuan mencapai 150 unit. 

Selain nelayan, kelompok ibu-ibu pesisir juga dilibatkan melalui pelatihan pengolahan bahan baku lokal menjadi produk bernilai jual, seperti sirup buah mangrove dan sambal kepiting. 

Produk ini telah memperoleh Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), memungkinkan pemasaran yang lebih luas.

Kepala Desa Golo Sepang, Saverius Banskoan, menyebut program ini telah membawa perubahan nyata bagi warganya. 

“Dulu kami hanya melihat mangrove sebagai tanaman liar. Sekarang, kami tahu nilainya—baik untuk lingkungan maupun ekonomi,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan